Washington (ANTARA News/AFP) - Perekonomian AS keluar dari resesi yang parah di kuartal ketiga, dengan membukukan pertumbuhan terkuat dalam dua tahun terakhir karena pemerintah merangsang peningkatan pengeluaran konsumen, menurut data pemerintah, Kamis.

Setelah empat kuartal mengalami kontraksi, perekonomian tumbuh berdasarkan penyesuaian musiman sebesar 3,5 persen di tingkat tahunan selama periode Juli-September dari kuartl sebelumnya, kata Departemen Perdagangan.

Itu adalah ekspansi terkuat sejak kuartal ketiga 2007, ketika krisis "subprime mortgage" memicu krisis keuangan global yang kemudian menghantam perekonomian dunia, dan menandai resesi terburuk terakhir sejak Depresi Besar.

Perkiraan pertama departemen, produksi domestik bruto (PDB), ukuran produksi atas barang dan jasa di perekonomian terbesar kedua di dunia, mencapai level puncak 3,2 persen seperti yang diharapkan sebagian besar analis.

Departemen mengatakan ekonomi yang tidak direvisi menyusut 0,7 persen di kuartal kedua.

Gedung Putih menyambut baik berita itu, dengan mengatakan upaya stimulus besar-besaran pemerintahan Presiden Barack Obama telah mendorong pertumbuhan.

"Setelah turun empat kuartal berturut-turut, pertumbuhan positif PDB telah memberikan tanda bahwa perekonomian AS bergerak ke arah yang benar," kata Christina Romer, pimpinan presiden Dewan Penasihat Ekonomi.

"Namun, tonggak sejarah baru ini baru merupakan satu langkah, dan kami masih memiliki jalan panjang untuk perjalanan sampai pada pemulihan sepenuhnya perekonomian," katanya.

Menteri Keuangan, Timothy Geithner, mengatakan resesi masih tetap "hidup dan perih" bagi jutaan orang Amerika.

"Pengangguran yang tinggi tetap tidak dapat diterima oleh orang yang kehilangan pekerjaan, setiap keluarga menghadapi penyitaan, dan setiap usaha kecil mendapati kerumitan untuk memperoleh kredit, resesi tetap hidup dan akut," katanya.

Namun pengeluaran rumah tangga memimpin pemulihan kembali PDB, naik 3,4 persen setelah anjlok 0,9 persen pada kuartal kedua. Ini meningkatkan prosentase poin sebeasr 2,36 terhadap PDB pertumbuhan.

Pengeluaran konsumen, yang menyumbang dua-pertiga aktivitas ekonomi AS, telah terhenti pada paruh kedua tahun 2008 karena krisis keuangan dipercepat setelah bank investasi di Wall Street, Lehman Brothers ambruk.

Setelah menyusut 6,4 persen pada kuartal pertama, perekonomian terbesar dunia telah menunjukkan beberapa pertanda kehidupan sebagai tanggapan terhadap stimulus darurat bernilai multi miliaran dolar dan mendukung langkah itu.

Banyak analis memperkirakan momentum ekonomi pada kuartal keempat, dengan beberapa prakiraan laju sekitar 2,0 persen, sebagai stimulus pemerintah dan konsumen menghadapi meningkatnya pengangguran.

Departemen Perdagangan mengatakan peningkatan pengeluaran konsumen "pada umumnya mencerminkan" dari pembelian mobil di bawah program pemerintah yang populer "Cash-for-clunkers" yang berlaku selama kuartalan.

"Kuartalan yang layak, sebagian berkat stimulus sambil berharap," kata Ian Shepherdson, kepala ekonom di High Frequency Ekonomi.

Sementara resesi secara luas dianggap berakhir oleh pertumbuhan satu kuartal, di AS perekonomian tidak akan secara resmi keluar dari resesi sampai telah dinyatakan oleh Biro Nasional Ekonomi Penelitian (NBER).

The NBER, wasit resmi siklus bisnis, menyatakan resesi yang dimulai pada Desember 2007 belum bisa dikatakan mencapai ujungnya.

Laporan yang suram tentang keyakinan konsumen dan penjualan rumah baru minggu ini telah memicu kekhawatiran bahwa pemulihan tunas hijau yang layu di tengah tinggi pengangguran dapat terus menyeret turun setiap pemulihan. Angka pengangguran naik menjadi 9,8 persen pada September, mencetak rekor selama 26 tahun, dan diperkirakan akan meningkat ke dua digit bahkan setelah ekonomi pulih.

Dalam jajak pendapat menurut Wall Street Journal/NBC News, yang diterbitkan Rabu, AS tumbuh semakin pesimis mengenai perekonomian setelah kenaikan tipis pada bulan September.

Lima puluh delapan persen dari mereka yang disurvei dalam jajak pendapat 22-25 Oktober, mengatakan kemerosotan bisa bertambah buruk, naik dari 52 persen pada bulan September dan kembali ke tingkat pesimism yang tercernub pada bulan Juli.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009