"Di NTB, kalau kita bisa cari episentrumnya sudah jelas, ada di Kota Mataram, kami sekarang fokuskan penanganan masif di Kota Mataram," kata Wakil Gubernur NTB di Mataram, Rabu.
Selaku Ketua Gugus Tugas COVID-19 NTB, wakil gubernur meminta kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penanganan pandemi ini untuk bersama-sama fokuskan penanganan secara maksimal khusus di Kota Mataram.
"Jadi sekarang kami harus betul-betul mengeroyok Mataram ini, memberikan semangat bagi Kota Mataram, untuk sama-sama kita bergotong royong, yakinkan bahwa kita bisa mengatasi masalah ini," cetusnya.
Ia mengatakan, penanganan wabah COVID-19 di Kota Mataram akan dilakukan dengan lebih masif lagi hingga Kota Mataram dapat keluar dari zona merah. Salah satu hal yang ditekankan oleh Wakil Gubernur NTB adalah kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan.
"Kami di Mataram ini harus betul-betul ekstra di dalam menertibkan protokol COVID-19 itu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Menurutnya, ketegasan perlu ditingkatkan oleh pemerintah di tempat-tempat keramaian, seperti pusat perbelanjaan, pasar-pasar tradisional dan tempat-tempat lainnya yang berpotensi menimbulkan keramaian.
"Toko-toko yang tidak mematuhi protokol COVID-19 harus ditutup. Begitu juga di pasar-pasar, jika tidak memakai masker tidak boleh jualan dan juga belanja," ujarnya.
Rohmi menyatakan bahwa protokol kesehatan ini adalah suatu hal yang sangat gampang dan tidak membutuhkan biaya yang tinggi, hal sederhana ini dilakukan untuk menjaga diri sendiri dari wabah COVID-19 ini.
"Tidak ada yg sulit dengan protokol COVID-19, hanya pakai masker kemudian jaga jarak dan juga cuci tangan," ucapnya.
Kepala Dinas Kesehatan NTB dr Nurhandini Eka Dewi menyampaikan bahwa per tanggal 7 juli ini masih ada 11 orang positif COVID-19 di Kota Mataram, pasien sembuh sebanyak 17 orang dan meninggal sebanyak lima orang.
Hal ini menjadikan Kota Mataram sebagai daerah yang tertinggi tingkat penyebaran COVID-19 di NTB. Karena itu, ia berharap dengan program-program yang telah disusun dapat menyelesaikan masalah pandemi ini.
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020