New Delhi (ANTARA News/AFP) - India telah mulai mengimpor beras untuk menghadapi perkiraan kekurangan produksi dalam jumlah besar setelah musim hujan terkering di hampir empat dekade, kata kantor berita India, the Press Trust of India (PTI), Kamis.

Langkah untuk mengimpor beras dilakukan pemerintah di tengah kekhawatiran bahwa produksi akan sedikit turun hingga lebih dari 16 juta ton di dunia produsen beras terbesar kedua di dunia dan menyusul produksi tahunan yang luar biasa.

"Sekitar 400.000 ton beras telah diimpor oleh pedagang dan angka ini akan naik," kata kantor berita itu mengutip eksporter, yang tidak mau disebut namanya.

Harga beras di pasar domestik melonjak oleh sekitar 25 persen di empat bulan terakhir karena kekhawatiran mengenai pasokan.

India, yang berpenduduk hampir 1,2 miliar orang, mengalami musim hujan yang paling kering sejak 1972 yang mempengaruhi produksi padi daerah di negara itu.

Tanaman padi kemudian terkena banjir luas.

Kantor berita itu mengatakan pembelian dari pasar luar negeri oleh pedagang swasta akan meningkat dalam beberapa hari mendatang karena pemerintah telah menghapuskan bea masuk sebesar 70 persen.

India tahun lalu memproduksi 99.2 juta ton beras.

Menteri Pertanian T. Nanda Kumar mengatakan awal minggu ini pemerintah tidak akan impor beras, tetapi hal itu telah menciptakan kesempatan bagi pedagang swasta untuk melakukannya.

Sekjen Federasi Asosiasi Penggilingan Padi India, Sushil Kumar Choudhury, mengatakan beberapa pedagang di selatan India telah dikontrak untuk mengimpor beras dalam jumlah besar dari negara-negara penghasil beras seperti Thailand.

"Harga di pasar global menyala ketika India memutuskan untuk memasukkan pasar impor," kata Gurnam Arora, direktur pelaksana bersama eksporter utama beras basmati, Kohinoor.

"Impor harus dilakukan secara diam-diam. Jika tidak, eksportir akan mengambil keuntungan dari hal itu," katanya kepada kantor berita.

Belum ada komentar dari pemerintah.

Departemen Pertanian AS mengatakan dalam laporannya, Kamis, bahwa produksi beras di India bisa jatuh hingga lebih dari 17 juta ton.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009