Denpasar (ANTARA News) - Anggota DPRD Bali Wayan Disel Astawa menyayangkan "shooting" atau pengambilan gambar film "Eat, Pray, Love (EPL)" yang dibintangi Julia Roberts sampai harus meliburkan anak sekolah.
"Saya sayangkan `shooting` film EPL yang berlokasi di Desa Pecatu dan Ungasan, Kabupaten Badung, sampai harus meliburkan anak-anak sekolah dasar, sehubungan kawasan itu dipakai aktivitas pengambilan gambar," kata Diesel Astawa, politisi asal Desa Ungasan, di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, meliburkan anak-anak sekolah gara-gara ada pengambilan gambar film artis Hollywood Julia Robert, sangat bertentangan terhadap tuntutan wajib belajar.
"Itu bertentangan, karena kegiatan tersebut dirasa tidak ada kaitannya dengan dunia pendidikan," ucapnya.
Dikatakan, ketatnya pengawalan bintang film Julian Robert bukan alasan untuk meliburkan sekolah setempat.
"Apa kontribusi yang didapat Desa Ungasan dengan adanya `shooting` itu ?," katanya dengan nada mempertanyakan.
Disel Astawa yang juga Wakil Ketua Komisi II DPRD Bali itu mengingatkan, aparat desa dan masyarakat harus juga memantau pengambilan gambar film tersebut, sehingga segala aktivitas yang mereka lakukan tidak sampai moncoreng citra Bali ke depannya.
"Aparat desa dan tokoh masyarakat setempat harus memantau `shooting` Julia Roberts sebagai upaya mengantisipasi adegan-adegan yang tidak cocok untuk budaya Indonesia," ucapnya.
Disel Astawa setuju Bali dijadikan tempat shooting film, karena secara tidak langsung juga dipromosikan, terutama mengenai keindahan tempat wisata yang ada.
"Saya setuju Bali dijadikan tempat shooting film, tapi berharap pihak produsen film harus mengerti dan memberikan kontribusi secara proposional ke desa setempat," ujarnya.
Film EPL menceritakan kisah nyata Elizabeth Gilberth dalam memoarnya. Lawan main Julia Roberts dalam film ini antara lain James Franco, Richard Jenkins, Bill Crudup, Viola Davis, dan Javier Bardem.
Warga Bali yang ikut bermain adalah Ketut Liyer, seorang balian (dukun) di daerah Ubud, Gianyar. Shooting film itu di Pulau Dewata dijadwalkan selesai pertengahan Nopember mendatang. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009