Yang pertama, perbankan harus menjadi penyangga untuk memutar dan mengakselerasi kehidupan ekonomi masyarakat, terutama petani
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan bahwa dukungan perbankan dibutuhkan untuk mengakselerasi dan menggerakkan ekonomi petani, mengingat pertanian menjadi sektor yang paling bertahan di tengah krisis akibat pandemi COVID-19.
Menurut Mentan, pertanian menjadi salah satu sektor pemenang (winner) di tengah krisis dan pelemahan ekonomi. Kondisi ini menjadi peluang bagi perbankan, khususnya BNI, sebagai salah satu bank BUMN, untuk dapat memfasilitasi akses pendanaan pada usaha pertanian.
"Yang pertama, perbankan harus menjadi penyangga untuk memutar dan mengakselerasi kehidupan ekonomi masyarakat, terutama petani," kata Syahrul dalam Webinar Nasional yang diselenggarakan BNI CorpU di Jakarta, Rabu.
Syahrul memaparkan ada dua agenda lainnya yang dapat dilakukan perbankan untuk mendukung sektor pertanian, yakni memberikan kemudahan pendanaan, bahkan insentif bagi masyarakat atau petani yang menggunakan jasa perbankan.
Manajemen perbankan juga harus menyesuaikan pada situasi COVID-19, di mana pengguna jasa tidak ingin dipersulit dalam mendapatkan dana pinjaman, selama proses tersebut transparan.
Sebagai contoh, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada para penggiling di seluruh Indonesia yang jumlahnya mencapai 1.300 unit, dapat memaksimalkan penyerapan gabah atau produksi petani.
Penyaluran KUR pada petani juga dapat membantu mereka untuk dalam mengakses bibit serta pupuk yang berkualitas untuk tanaman yang dihasilkan.
"Paling tidak penggiling butuh modal untuk membeli padi. Kalau masing-masing diberi (kredit) Rp200 juta sampai Rp300 juta, tentu serapannya akan lebih banyak," kata Mentan.
Ia menambahkan bahwa BNI yang memiliki jaringan di seluruh Indonesia dibutuhkan oleh petani. Kehadiran perbankan juga harus dapat menggantikan rentenir yang biasanya menjadi beban biaya bagi petani.
Seperti diketahui, pertanian termasuk dalam kategori pemenang (winner) di tengah krisis akibat pandemi COVID-19. Sektor lainnya, seperti pariwisata menjadi yang paling terdampak karena load penerbangan turun hingga 90 persen, serta okupansi hotel mendekati nol persen ketika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan.
Sebaliknya, penjualan online produk pangan naik hampir 25 persen karena konsumsi pangan tidak menurun selama pandemi. Selain itu, volume permintaan bahan pokok pada e-commerce meningkat 5-10 kali.
Baca juga: Mentan optimistis ekspor pertanian tak terganggu pandemi COVID-19
Baca juga: Mentan sebut realisasi anggaran hingga Juli 2020 capai 44 persen
Baca juga: Aman, Mentan perkirakan akhir 2020 masih ada stok beras 6,1 juta ton
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020