"Kami akan meningkatkan serangan kami pada hari-hari mendatang. Kami akan menggangu pemilihan itu," kata juru bicara Taliban Yousuf Ahmadi kepada AFP melalui telepon dari satu lokasi yang tidak diketahui.
"Kami memiliki rencana-rencana dan taktik-taktik baru untuk mengacaukan pemilihan itu, tegas juru bicara itu.
Serangan Taliban, yang pemerintahnya digulingkan pasukan pimpinan Amerika Serikat akhir tahun 2001, adalah satu hambatan besar bagi para pemilih untuk menggunakan hak suara mereka dalam pemilihan putaran pertama 20 Agustus di mana kehadiran para pemilih di sejumlah provinsi rendah dibawah lima persen.
Hampir 200 insiden kekerasan dalam pemungutan suara putaran pertama dilakukan Taliban termasuk pemotongan jari yang bertandakan tinta sebagai bukti telah memberikan suara, dan serangan-serangan roket dan granat terhadap tempat-tempat pemungutan suara.
Kementerian pertahanan Afghanistan mengaku Taliban bukan dalam posisi untuk melancarkan serangan berskala luas untuk mengganggu pemungutan suara 7 Nopember nanti, dan menyatakan mereka tidak punya waktu mempersiapkan serangan semacam itu.
Tetapi Ahmadi mengatakan serangan terhadap wisma tamu di Kabul, yang menewaskan paling tidak lima staf asing PBB, menunjukkan pemerintah Presiden Hamid Karzai tidak dapat mencegah serangan-serangan.
"Tindakan-tindakan mereka tidak efektif terhadap operasi-operasi dan taktik-taktik kami," katanya.
"Kami melancarkan serangan kami setelah menilai setiap serangan tunggal yang didasarkan pada situasi di lapangan. Serangan terhadap wisma tamu PBB itu adalah satu contoh yang bagus," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009