Sukadana, Lampung Timur (ANTARA News) - Beberapa kasus gizi buruk ditemukan di Kabupaten Lampung Timur sehingga pemerintah daerah setempat perlu menangani masalah tersebut lebih serius, kata Direktur RS Sukadana dr. Febriwansyah, Kamis.

Umumnya orang tua membawa anak bergizi buruk ke rumah sakit daerah, namun sudah dalam kondisi parah sehingga harus dirujuk ke rumah sakit lain yang memiliki fasilitias lebih lengkap.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, salah satu kasus gizi buruk menyerang Sukriya (9), warga Dusun V Umbul Jati, Desa Pempen, Kecamatan Gunung Pelindung.

Korban meninggal dunia pada 23 Juni 2009, setelah dirawat di RS Abdul Moeloek (RSAM), Bandarlampung, pada 10 Juni 2009.

Kasus terbaru menimpa Ahmad Fatoni (4), warga Dusun I RT I, Desa Sumber Hadi, Kecamatan Melinting. "Fatoni dirawat di RSUD Sukadana sejak dua hari lalu," kata Febriwansyah.

Penyakit tersebut mendera Fatoni sejak berusia 5 bulan, sehingga pertumbuhan fisiknya tidak sempurna dan kondisi kesehatannya terus menurun.

Menginjak usia empat tahun, berat badan anak ketiga pasangan Sukardi (25) dan Soleha (27), ini hanya tujuh kilogram, jauh di bawah rata-rata berat normal anak seusianya.

Dengan bantuan berbentuk dana sebesar Rp1 juta, Ahmad Fatoni kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek pada September 2009, selama 7 hari dirawat di rumah sakit sehingga mulai membaik.

Namun, setelah 7 hari dirawat, Ahmad Fatoni dibawa pulang ke rumah karena dana yang diberikan telah habis untuk biaya selama satu minggu.

Sejak itu, kondisi tubuh Ahmad menurun lagi dan terus berlangsung hingga empat tahun.

Sukardi yang ditemani istrinya, Soleha, mengaku tidak mampu berbuat banyak untuk mengobati buah hati mereka, karena penghasilannya sebagai petani sari kelapa tidak mampu membiaya pengobatan anaknya di rumah sakit.

"Jangankan untuk berobat, untuk makan saja kami susah," jelasnya.

Gizi buruk juga dialami Ainah Nurhasanan (6 bulan), warga Dusun IV, Desa Mataram Baru, Kecamatan Mataram Baru, yang sampai sat ini dirawat Rumah Sakit Umum Ahmad Yani, Kota Metro sejak 3 Oktober 2009. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009