armada tak bisa mengarungi laut dengan ketinggian ombak sampai empat meter

Kupang (ANTARA) - Tim SAR gabungan mempersempit lokasi pencarian korban kapal tenggelam di perairan Pukuafu, Kabupaten Kupang setelah selama tiga hari menyisir sektor satu dan sektor dua.

"Hari ini kita persempit lokasi pencarian korban. Jadi nanti lokasi pencarian akan difokuskan di sektor tiga dan empat setelah sektor satu dan dua kami anggap sudah aman dari pencarian," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kupang Emi Frizer kepada ANTARA di Kupang, Rabu.

Hal ini disampaikan berkaitan dengan perkembangan pencarian lima orang korban kapal "Kasih 25" yang tenggelam di perairan Pukuafu, Kabupaten Kupang NTT, pada Minggu (5/7) lalu.

Ia menjelaskan bahwa alasan pihaknya mempersempit lokasi pencarian lima korban kapal tenggelam yang hilang itu karena wilayah sebaran dari objek yang mengapung di permukaan air, radiusnya sudah mendekati angka 240 nautical miles.

Baca juga: BMKG: Kondisi gelombang kategori sedang saat musibah kapal di Kupang

Baca juga: Dimonim Air ikut cari korban kapal tenggelam dari udara

Ia mengatakan dengan jarak demikian akan berisiko jika dijangkau semua dengan kondisi laut yang kurang bersahabat atau dengan kondisi saat ini maka tentu saja akan membutuhkan upaya yang sangat luar biasa dan besar.

"Sementara kami memiliki keterbatasan fasilitas berupa armada yang tak bisa mengarungi kondisi laut dengan ketinggian ombak sampai empat meter seperti saat ini," tambah dia.

Disamping itu juga kata dia, alasan mempersempit lokasi pencarian tersebut merujuk pada penanganan-penanganan kecelakaan laut sebelumnya, yakni di tempat yang sama yakni di perairan Pukuafu.

Menurut dia, paling banyak korban kapal tenggelam dan hilang kalau tidak terdampar, tubuh korban akan hanyut sampai ke ujung pulau Semau, pulau Kambing pesisir Otan atau juga kemungkinan ke Tablolong.

"Hasil penemuan jenazah kemarin menjadi titik terang untuk hari ini kami akan fokuskan ke wilayah sektor tiga dan empat, karena korban ditemukan di sektor tiga dalam keadaan mengapung," ujar dia.

Frizer juga menambahkan bahwa proses pencari lima korban yang masih hilang itu juga tidak hanya mengandalkan pencarian di laut saja, tetapi pihaknya mendapatkan bantuan pencarian dari udara juga.

Sebab maskapai penerbangan Dominom Air sendiri telah berkomitmen untuk membantu pencarian melalui udara selama 30 menit sebelum melakukan penerbangan dari Kupang menuju Pulau Sabu.

Lebih lanjut terkait lamanya pencarian korban kapal tenggelam, Frizer mengatakan bahwa secara umum operasi pencarian dilakukan secara maksimal paling lama tujuh hari.

Apabila dalam tujuh hari tidak berhasil ditemukan, kemudian petunjuk atau tanda-tanda keberadaan korban minim, makan operasi pencariannya akan dihentikan. Tetapi bisa saja dilakukan kembali jika ada tanda-tanda baru kemunculan korban, selain juga bisa dilakukan operasi pencarian lagi kalau Pemda meminta SAR kembali lakukan pencarian.

Terkait kendala sendiri selain arus yang kencang di lokasi pencarian, ombak yang besar mencapai 3-4 meter di wilayah pencarian juga cukup mempersulit tim SAR dalam proses pencarian.

Baca juga: Pertemuan arus sulitkan pencarian korban kapal tenggelam di Kupang

Baca juga: Dishub NTT bersama KSOP investigasi kapal tenggelam

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020