Wellington (ANTARA News/AFP) - Bank Sentral Selandia Baru mempertahankan suku bunga resmi di rekor terendah 2,5 persen pada Kamis, mengatakan pihaknya tidak memperkirakan untuk memulai menaikkan suku bunga hingga paruh kedua tahun depan.

Gubernur Bank Sentral (Reserve Bank of New Zealand) Alan Bollard berkomentar tentang waktu dari setiap kemungkinan naik mewakili sedikit perubahan dari pandangan sebelumnya bahwa tingkat suku bunga tidak akan naik sampai akhir tahun depan.

Tanda-tanda ekonomi sedang tumbuh lagi dan kenaikan suku bunga baru-baru ini di Australia telah mendorong ekonom untuk memprediksi bank sentral Selandia Baru akan menaikkan tingkat uang tunai resmi (OCR) pada semester pertama tahun depan.

Tapi, kata Bollard, dukungan kebijakan moneter masih diperlukan untuk mendukung pemulihan.

"Berbeda dengan harga pasar saat ini, kita tidak melihat urgensi untuk memulai menarik stimulus kebijakan moneter, dan kami berharap untuk menjaga OCR pada tingkat saat ini hingga paruh kedua tahun 2010," katanya.

Ada tanda-tanda kegiatan ekonomi tumbuh lagi, walaupun masih ada "kerentanan dan tantangan signifikan" dalam banyak ekonomi, yang bisa membebani pertumbuhan global.

Produk domestik bruto (PDB) Selandia Baru meningkat kurang dari 0,1 persen di kuartal Juni, lima kuartal berturut-turut kontraksi.

Karena resesi, bank sentral menurunkan tigkat suku bunga tunai sevara agresif dari 8,25 persen pada pertengahan tahun lalu mencapai titik terendah sejak diperkenalkan pada tahun 1999.

Bollard menyatakan pada Kamis, pasar perumahan dan pengeluaran rumah tangga meningkat dan belanja pemerintah mendukung aktivitas.

"Pengeluaran bisnis, bagaimanapun tetap lemah dan pertumbuhan kredit sangat pendiam," kata Bollard.

Tingkat tinggi dari dolar Selandia Baru menghambat ekspor dan komposisi saat ini dari pertumbuhan menimbulkan pertanyaan mengenai keberlanjutan pemulihan, katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009