Jika hal-hal tersebut tidak segera diukur dampaknya dan dicarikan solusi yang tepat, keberlanjutan pelayanan air minum untuk masyarakat bisa terancam terhenti.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) menilai berlarutnya pandemi COVID-19 dapat menurunkan kinerja BUMD air minum.
Ketua BPPSPAM Kementerian PUPR, Bambang Sudiatmo mengatakan bahwa apabila masa pandemi COVID-19 berlangsung lama, besar kemungkinan kinerja BUMD air minum akan menurun. BUMD air minum akan mengalami penurunan pendapatan karena tingginya penjualan tidak diiringi dengan pembayaran tagihan pelanggan akibat menurunnya pendapatan masyarakat.
“Jika hal-hal tersebut tidak segera diukur dampaknya dan dicarikan solusi yang tepat, keberlanjutan pelayanan air minum untuk masyarakat bisa terancam terhenti,” kata Bambang dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Kementerian PUPR dukung Pemprov Jateng bangun tiga proyek SPAM
Selain itu BUMD air minum juga harus tetap beroperasi melayani suplai air minum meskipun mengalami peningkatan biaya operasional akibat kenaikan harga bahan produksi.
Sementara itu perwakilan dari Bank Dunia, Irma Setiono menyampaikan bahwa Financial Rapid Asessment Toolkit yang telah dibuat Bank Dunia merupakan alat ukur untuk memproyeksikan dampak pandemi COVID-19 terhadap keberlanjutan pelayanan BUMD air minum ke depan diukur dari kondisi keuangannya.
“Toolkit ini bertujuan untuk membandingkan kondisi keuangan BUMD air minum sebelum dan sesudah pandemi Covid-19 sehingga dapat dijadikan data dasar agar pemerintah daerah bersama-sama BUMD air minum serta para stakeholder dapat menyusun kebijakan dan langkah-langkah strategis untuk menjamin keberlanjutan pelayanan air minum kepada masyarakat," kata Irma.
Baca juga: Kementerian PUPR desak pemda terapkan Permendagri soal tarif air minum
Terjadinya pandemi COVID-19 sangat berpengaruh terhadap pelayanan kebutuhan dasar terutama layanan air minum. Perubahan pola perilaku hidup bersih secara otomatis mendorong peningkatan layanan air minum yang disediakan oleh BUMD air minum.
Dengan penurunan daya beli masyarakat, BUMD air minum secara otomatis telah memberikan keringanan pembayaran tarif air minum sebagai bentuk rasa solidaritas dan kepedulian.
Namun tanpa disadari, rasa kepedulian tersebut mempengaruhi keberlanjutan layanan air minum dalam jangka panjang karena menurunnya pendapatan BUMD air minum.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020