Singapura, (ANTARA News) - Harga minyak menguat lagi di perdagangan Asia, Rabu dengan terangkatnya minat investor oleh ekspektasi menguatnya permintaan dan ekspansi ekonomi di Amerika Serikat, pengguna energi terbesar dunia, kata para analis.

Kontrak utama New York untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman Desember naik 16 sen menjadi 79,71 dolar per barel, sebagaimana dikutip dari AFP.

Minyak mentah Laut Utara Brent juga pengiriman Desember 8 sen lebih tinggi pada posisi 78 dolar AS per barel.

Para analis memperkirakan bahwa data pemerintah Amerika Serikat yang dikeluarkan pada Rabu malam menunjukkan cadangan bensin akan turun hingga 1,2 juta barel pada sepekan terakhir sementara cadangan minyak sulingan, yang mencakup minyak pemanas, nampaknya akan menurun 1,1 juta barel.

Mereka memperkirakan bahwa cadangan minyak mentah naik 1,8 juta barel. Pada Kamis, AS akan mengeluarkan data ekonomi untuk kuartal tiga dan analis memperkirakan bahwa ekonomi terbesar dunia itu akan menguat pada periode Juli-September setelah empat kuartal negatif.

Pasar nampaknya akan mengabaikan penurunan dalam kepercayaan konsuamen AS, masih fokus paa data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal tiga dan laporan cadangana energi mingguan Departemen Energi (DoE) AS pada Rabu malam.

Dewan Konferensi melaporkan bahwa indeks kepercayaan konsumen menurun untuk bulan ke dua berutur-turut, penurunan pada Oktober 47,7 dari 53,4 pada September. Indeks menurun lebih cepat ketimbang prediksi para analis 53,5.

Harga minyak mentah terus menguat ke kisaran 82 dolar AS per barel pekan lalu, tertinggi sejak Oktober 2008 terutama didukung melemahnya mata uang AS yang menjadikan minyak mentah yang dihargakan dengan dolar, menjadi lebih murah bagi para pemilik unit-unit mata uang kuat lainnya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009