Dengan dibentuknya tim kecil ini akan mempercepat proses kajian kawasan yang sedang kita lakukan secara komprehensif yang pada akhirnya akan mempercepat proses penyiapan lahan

Jakarta (ANTARA) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan masterplan atau rencana induk Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Jawa Tengah, ditargetkan selesai pekan ini sebagaimana arahan Presiden Jokowi agar pengembangan kawasan tersebut bisa selesai dalam enam bulan.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Ikmal Lukman di Jakarta, Selasa, menjelaskan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia telah menemui Menteri BUMN Erick Thohir pada Senin (6/7) untuk membahas rencana dan langkah konkret pengembangan kawasan tersebut.

"Kepala BKPM langsung berkoordinasi dengan Menteri BUMN, kementerian/lembaga serta BUMN terkait kemarin. Sudah ada langkah-langkah konkret yang ditetapkan. Minggu ini kami targetkan penyelesaian masterplan KIT Batang," katanya.

Penyusunan masterplan KIT Batang akan dibagi ke dalam dua tahap pengembangan. Tahap pertama adalah pengembangan 450 hektare lahan, kemudian tahap selanjutnya meliputi keseluruhan wilayah seluas 4.300 hektare.

Untuk upaya percepatan ini, telah dibentuk tim kecil yang terdiri dari pihak pemerintah dan BUMN, diantaranya BKPM, Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perindustrian, PT Pembangunan Perumahan (PP), PT Jasa Marga dan PT Waskita Toll Road.

KIT Batang ditargetkan menjadi kawasan industri percontohan kerja sama antara pemerintah dengan BUMN, dengan konsep infrastruktur dasar dan pendukung disediakan oleh pemerintah.

Infrastruktur meliputi akses jalan untuk tol dan nontol, penyediaan air baku dan air bersih, kereta api, listrik, gas, terminal kontainer darat (dry port) dan pelabuhan.

KIT Batang akan dikembangkan sesuai klaster industri, alih-alih berdasarkan asal negara. Hal itu sesuai dengan asas efektivitas dan efisiensi ekonomi untuk memudahkan penyediaan fasilitas pendukung.

Di samping itu, sesuai arahan Presiden Jokowi, KIT Batang harus mengalokasikan minimal 5 persen dari luas lahan untuk klaster Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) guna memperkuat keberadaan rantai pasok dalam areanya.

Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk Novel Arsyad menyampaikan pihaknya siap mendukung upaya pemerintah menyediakan lahan-lahan yang potensial untuk investor.

"Dengan dibentuknya tim kecil ini akan mempercepat proses kajian kawasan yang sedang kita lakukan secara komprehensif yang pada akhirnya akan mempercepat proses penyiapan lahan," katanya.

Pengembangan kawasan itu akan mengusung konsep "The Smart & Sustainable Industrial Estate”. Konsep pengembangan tersebut memiliki tiga Basic Principles (Smart Society, Smart Environment & Infrastructure serta Smart Economy) dan dua Design Intervention (Smart Experience dan Smart Planning).

Pengembangan Kawasan Industri Batang dibagi menjadi tiga zonasi, yaitu Zona Industri Ringan dan Sedang, Zona Inovasi dan Ekonomi Kreatif serta Zona Manufaktur dan Logistik.

Penyediaan kawasan industri itu perlu disegerakan karena selain tujuh perusahaan yang sudah memastikan relokasi ke Indonesia, masih ada 17 perusahaan lainnya yang sedang dijajaki. Adanya kawasan industri yang memadai akan memudahkan upaya mendapatkan investor-investor tersebut.

Baca juga: Bahlil: Tiga dari tujuh perusahaan yang relokasi pilih kawasan Batang
Baca juga: Pemkab Batang siap padukan pembangunan kawasan industri dengan TOD
Baca juga: Kemenperin dukung akselerasi Kawasan Industri Batang

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020