Makassar (ANTARA News) - Penjual lampu cas menjamur di sejumlah pasar tradisional dan modern di Kota Makassar, termasuk di jalan-jalan utama yang banyak dilalui pengendara roda dua dan empat.
"Kami melihat ini adalah peluang pasar, karena di Makassar dan sekitarnya tiada hari tanpa pemadaman listrik," kata salah seorang penjual lampu cas, Badar di Jalan AP Pettarani, Makassar, Rabu.
Menurut dia, lampu cas yang dijual rata-rata Rp45 ribu per buah itu, lebih irit dan efisien digunakan dibandingkan menggunakan lilin yang hanya sekali pakai.
Selain itu, lanjutnya, juga lebih aman dari bahaya kebakaran dan bisa ditempatkan di mana saja. Apabila energi lampu cas itu telah habis, dapat dicas kembali dengan menggunakan daya listrik.
"Jadi, cukup bermodal Rp45 ribu untuk membeli satu lampu cas, maka lampu itu dapat digunakan hingga tahunan," katanya.
Hal senada dikemukakan pedagang lampu cas di Pasar Butung, Patahuddin.
Lelaki yang mengaku awalnya hanya menjual minuman kemasan, setelah terjadi pemadaman bergilir di Kota Makassar dan sekitarnya dalam dua bulan terakhir, akhirnya ia menambah jenis usahanya.
"Kami membeli lampu cas ini dari salah seorang distributor di Makassar yang sengaja mendatangkan barang tersebut dari Jakarta," jelasnya.
Lebih jauh Patahuddin mengatakan, lampu cas itu serba guna, karena selain dapat berfungsi sebagai senter, juga dapat berfungsi sebagai lampu duduk dengan bentuk persegi empat panjang.
Menanggapi penjualan lampu cas dalam dua bulan terakhir, ia mengatakan, rata-rata terjual 15 - 20 buah per hari pada bulan Oktober 2009. Padahal pada periode September 2009 hanya terjual dua hingga lima buah lampu cas per hari.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009