Jember (ANTARA News) - Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) Muntik binti Bani berharap, jenazah Muntik segera dipulangkan ke rumah duka di RT 3, RW 14, Dusun Pondok Jeruk Barat, Desa Wringin Agung, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
"Permohonan kami hanya satu, yakni jenazah istri saya dapat dipulangkan secepatnya ke Jember," kata suami Muntik, Suparmo, Selasa, saat ditemui di rumahnya.
Munti binti Bani yang berusia 47 tahun akhirnya meninggal dunia, Senin (26/10), pukul 10:10 waktu setempat, setelah dirawat di Rumah Sakit Tengku Ampuan Rahimah, di Klang, Selangor, Malaysia, sejak Selasa (20/10), akibat disiksa oleh majikannya.
Menurut Suparmo, pihak keluarga diberi kabar dari Kedutaan Besar (Kedubes) RI untuk Malaysia, terkait dengan kondisi Muntik yang koma hingga meninggal dunia di rumah sakit setempat.
"Saya masih tidak percaya kalau Muntik meninggal dunia dengan tragis, akibat penyiksaan yang dilakukan majikannya," katanya lirih.
Kendati demikian, kata dia, pihak keluarga akhirnya bisa menerima dengan ikhlas atas kematian Muntik di sana.
"Saya belum mendapat informasi kapan jenazah istri saya bisa dipulangkan ke Jember, karena semua keluarga sudah berkumpul di sini untuk menunggu jenazah almarhum," katanya lirih.
Ia menjelaskan, Muntik menjadi TKW sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia sejak tahun 2003, dan berpindah majikan sebanyak dua kali, terakhir majikan yang menyiksanya hingga almarhum meninggal dunia.
"Saya berharap, aparat penegak hukum di sana menghukum seberat-beratnya majikan Muntik yang melakukan penyiksaan," katanya.
Muntik, kata dia, berencana pulang ke Jember pada bulan Februari tahun 2010 mendatang, namun kini ia pulang ke Jember dengan tidak bernyawa.
Anak pertama TKI Muntik, Mariono, meminta pihak pemerintah Indonesia dan Malaysia segera memulangkan jenazah ibunya yang sudah meninggal dunia pada Senin (26/10).
"Saya ingin jenazah ibu segera dibawa ke Jember, karena kami sekeluarga ingin melihat ibu untuk untuk terakhir kalinya," ucapnya.
Almarhum Muntik, meninggalkan seorang suami yang bernama Suparmo dan lima orang anak yang bernama Mariono, Siami, Citra, Hartono dan Suprihatin. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009