London (ANTARA News/Reuters) - Persamaan tidak bisa lebih sederhana -- siapa pun yang tampil terbaik antara petenis Rusia Dinara Safina dan Serena Williams dari Amerika pada WTA Championships pekan depan di Doha, akan mengakhiri tahun ini sebagai peringkat satu dunia.

Undian pada Minggu tampak memberi keuntungan bagi petenis berusia 23 tahun Safina karena ia ditempatkan dalam grup yang lebih mudah dari dua grup masing-masing terdiri atas empat petenis yang akan bertanding di Khalifa Tennis Centre di tepi pantai Teluk Persia.

Ia akan menghadapi petenis yang lolos terakhir Jelena Jankovic dari Serbia, peringkat satu pada akhir tahun 2008, dan debutan dalam turnamen tersebut Caroline Wozniacki, runner-up AS Terbuka dari Denmark, dan Victoria Azarenka dari Belarus, dalam Grup Putih.

Serena, yang merebut nomor satu dunia dari Safina pada China Terbuka awal bulan ini, akan sekali lagi menemukan dirinya berselisih poin di bawah petenis Rusia itu ketika peringkat dunia diumumkan oleh WTA, Senin.

Petenis Amerika itu juga berada dalam Grup Marun yang lebih berat di Doha tempat ia harus melawan kakaknya Venus, juara bertahan,

dan petenis Rusia yang sulit diatasi Svetlana Kuznetsova, juara Prancis Terbuka, dan peraih medali emas Olimpiade Elena Dementieva.

Adanya pertarungan memperebutkan nomor satu dunia adalah skenario impian bagi pada pimpinan tour putri dan otoritas tenis Qatar yang membayar 42 juta dolar untuk menggelar event tutup musim selama tiga tahun hingga dipindahkan ke Istanbul pada 2011.

Mahkota permata

"Kami selalu berharap untuk peringkat nomor satu berada dalam satu rangkaian dengan tur-tur terakhir dan itulah yang kami dapatkan tahun ini," kata Andrew Walker, wakil presiden pemasaran dan komunikasi senior WTA kepada Reuters melalui telefon.

"Turnamen ini adalah mahkota permata bagi Tur dan kami mendapatkan pemain-pemain yang luar biasa tahun ini, jelas tidak ada yang lemah di sana. Kami mendapat nama-nama besar dan generasi yang akan datang dari para bintang. Ada beberapa persaingan besar sedang dalam proses."

Babak final WTA Tur telah sering kesulitan menangkap imajinasi publik. Tahun lalu di Doha pertandingan-pertandingan awal round robin dimainkan dalam atmosfir yang diam, meskipun faktanya bahwa petenis Serbia Jankovic sudah meraih tempat nomor satu hampir tidak mengangkat penjualan tiket di akhir.

Akan tetapi kali ini, segalanya akan sejalan ketika turnamen berhadiah 4,5 juta dolar itu dimulai pada Selasa.

Sebelas kali juara grand slam Serena datang bukan sebagai yang terdepan kendati memenangi Australia Terbuka dan Wimbledon, meskipun reputasinya seperti juga yang ia rasakan, tempatnya di puncak peringkat sangat ingin ia raih kembali.

Petenis Amerika, yang baru-baru ini berpose telanjang untuk sampul majalah itu, menghadapi larangan main atau denda besar saat komite disiplin Federasi Tenis Internasional (ITF) bertemu bulan depan untuk membicarakan kata-kata kotor yang ia ucapkan di AS Terbuka.

Sementara penampilannya di Doha adalah pasti menciptakan tambahan desas-desus, ia akan senang membiarkan tenisnya yang berbicara.

Terlalu Baik

Serena tidak terlalu berusaha menyembunyikan rasa terganggunya bahwa Safina, yang tidak pernah memenangi gelar grand slam, memimpin peringkat dunia selama 25 pekan berturut-turut tahun ini dan sedikit yang membantah bahwa penampilan terbaiknya masih terlalu bagus bagi sementara pihak.

Akan tetapi, untuk menegaskan superioritasnya, ia harus maju lebih jauh di Doha dibanding Safina yang memimpin 155-poin.

Jika kedua pemain keluar pada babak yang sama peringkat nomor satu dunia mungkin akan ditentukan oleh siapa yang memenangi lebih banyak pertandingan round-robin yang masing-masing memberi 160 poin ranking.

Safina, sempat kehilangan posisi nomor satunya di Beijing dan merebutnya kembali sebelum menuju Doha, berjuang untuk mengatasi kritik yang mengatakan ia tidak pantas menempati posisi teratas.

Petenis Rusia itu akan bertekad untuk bekerja lebih baik dibanding tahun lalu di Doha ketika ia gagal memenangi satu pertandingan.

Sementara Serena dan Safina bertempur untuk memperebutkan posisi nomor satu terdapat banyak lagi yang menarik pada turnamen itu dan tidak hanya pada tunggal. Venus dan Serena berharap untuk menambahkan mahkota Tour Championships pada medali emas Olimpiade yang mereka menangkan di Beijing tahun lalu.

Tahun terobosan bagi Wozniacki dan Azarenka telah menambah kedalaman tenis putri dan, dengan mantan peringkat satu dunia Maria Sharapova, Kim Clijsters dan Justin Henin, yang akan kembali beraksi pada Januari, menyaksikan dari kejauhan, kesehatan permainan itu tampak penuh pengharapan.

"Ini akan menjadi penutup tahun yang hebat dan ketika Anda memikirkan pemain yang tidak ada di sini, seperti Sharapova, Clijsters dan Henin, saya kira ini akan sungguh menimbulkan selera pada 2010 yang sedang terbentuk menjadi salah satu pertarungan paling menarik di puncak ranking selama bertahun-tahun," tambah Walker.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009