Kabupaten Agam (ANTARA) - Sejumlah warga mengaku beberapa kali melihat harimau sumatra memasuki ladang warga di sekitar lokasi longsor di perbukitan Leter W di sisi Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatra Barat.
"Harimau itu terlihat oleh warga yang pada siang hari pergi ke Jorong Galapuang untuk mengambil barang yang masih bisa diselamatkan dari puing-puing rumahnya yang rusak akbiat gempa atau tertimbun tanah longsor," kata Sabar (40), warga Jorong kepada ANTARA di Galapuang, Senin.
Ia menambahkan, harimau terlihat dari kejauhan di areal ladang dan warga yang melihat harimau itu langsung meninggalkan daerah itu dengan sepeda motor.
Selain terlihat di areal ladang, beberapa warga lain yang datang ke Jorong Batu Nanggai yang bertetangga dengan Jorong Galapung juga menemukan jejak harimau yang masuk areal permukiman warga yang kini kosong karena ditinggal mengungsi penduduknya, katanya.
"Yang terlihat itu jelas bekas tapak harimau, karena ukurannya besar-besar," katanya.
Galapuang dan Batu Nanggai adalah dua dari empat jorong di selingkar Danau Maninjau yang paling parah dilanda tanah longsor perbukitan Leter W yang terjadi sehari pascagempa 7,9 skala richter akhir September 2009.
Kini empat jorong tersebut telah ditinggal penghuninya yang pergi mengungsi ke Jorong tetangga tempat didirikannya posko pengungsi oleh pemerintah dan beberapa LSM.
Menurut dia, meski harimau terlihat memasuki jorong-jorong itu tapi belum terjadi konflik dengan manusia.
"Juga tidak ada hewan milik masyarakat yang tertinggal atau sengaja ditinggalkan di jorong-jorong itu yang dimangsa harimau," tambahnya.
Ia menjelaskan perbukitan Leter W yang longsor, sebelumnya dikenal masyarakat sebagai sarang harimau karena hutannya masih lebat dengan pohon raksasa.
"Mungkin kabitat harimau itu ikut rusak dilanda longsor, sehingga mereka mencari tempat baru yang lebih aman, namun perjalanannya melintas ke jorong yang kini ditinggal warga," katanya.
Sampai saat ini, harimau yang terlihat di lokasi longsor belum mengganggu warga, tambah Sabar.
Kabupaten Agam, merupakan daerah terparah ke tiga di Sumbar yang terkena gempa 7,9 SR diikuti tanah longsor yang terjadi 30 September 2009.
Akibat bencana ini sebanyak 80 warga Agam meninggal dunia, 90 orang luka berat dan 47 orang luka ringan. Bencana tersebut juga menyebabkan 12.634 unit rumah warga rusak berat, 3.653 unit rusak sedang dan 2.862 unit rusak ringan.
Kerugian materi akibat gempa dan tanah longsor di Agam ditaksir mencapai Rp460 miliar.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009