Jalalabad, Afganistan (ANTARA News/AFP) - Gubernur provinsi Nangarhar, Afghanistan timur, lolos dari percobaan pembunuhan pada Senin, sementara satu penyerangnya tertembak mati dalam bakutembak, kata pejabat.
Dua orang bersenjata senapan mesin AK-47 dan granat tangan melancarkan serangan di muktamar teknologi informasi di dekat kantor gubernur di kota Jalalabad itu, kata jurubicara pemerintah provinsi.
Saat Gubernur Gul Agha Shairzai tiba di pintu masuk tempat acara itu dengan iringan mobilnya, satu di antara penyerang tersebut menjatuhkan granat tangan dari jendela lantai dua, kata Ahmad Zai Abdulzai.
"Itu serangan terhadap gubernur saat ia tiba," katanya kepada kantor berita Prancis AFP, "Gubernur selamat tanpa cedera," tambahnya.
Bakutembak kemudian meledak antara polisi dengan penyerang itu, dengan seorang di antara kelompok bersenjata tersebut tewas.
Penyerang kedua ditangkap, kata pejabat.
Jurubicara kementerian dalam negeri, Zemarai Bashary, kepada AFP mengatakan, "Polisi menembak mati satu penyerang dan menangkap penyerang kedua."
Tapi, Bashary menolak memastikan itu usaha pembunuhan, dengan menyatakan sasaran serangan tersebut tidak jelas dan polisi sedang menyelidikinya.
Rumahsakit provinsi mengatakan kepada AFP bahwa satu polisi juga luka akibat serangan.
Shairzai adalah mantan menteri kabinet dan pernah menjabat gubernur propinsi Kandahar, Afganistan selatan, kubu pejuang Taliban, dan dinilai dekat dengan Presiden Hamid Karzai.
Nangarhar adalah salah satu propinsi terbesar dan paling sejahtera di Afganistan dan berbagi perbatasan dengan Pakistan.
Serangan bunuh diri Taliban pada awal September menewaskan wakil kepala dinas intelijen Afghanistan dan 23 orang lagi di luar masjid di bagian biasa tenang di negeri tersebut.
Pembunuhan terhadap seorang pejabat tinggi dinas keamanan Afghanistan, yang didukung Barat dan berada di garis depan peningkatan serangan Taliban, mengejutkan negeri tersebut hanya beberapa pekan setelah pemilihan umum bermasalah.
Serangan di propinsi Laghman di Afghanistan timur itu adalah pemboman kedua sejak pemilihan umum 20 Agustus, yang diselenggarakan di bawah awan kelabu ancaman Taliban dan dinodai kecurangan serta kesedikitan pemilih.
Lebih dari 50 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, cedera setelah pembom jibaku meledakkan bom berkekuatan besar di ibukota propinsi Laghman, Mihtarlam, setelah pertemuan, kata pejabat.
Mantan presiden Afganistan Burhanuddin Rabbani selamat dari serangan Taliban pada tengah Agustus di propinsi Kunduz, tempat gerilyawan terlibat bentrok dengan polisi, kata pejabat.
Kekerasan itu muncul di bagian negara itu, yang sebelumnya tenang, seminggu sebelum pemilihan presiden, yang pihak gerilyawan janji akan ganggu. Gerilyawan memperluas serangan mereka dari selatan dan timur ke bagian utara dan barat Afganistan.
Rabbani, kini anggota parlemen, adalah salah satu dari pendukung utama Abdullah Abdullah, pesaing utama Presiden Hamid Karzai dalam pemilihan umum pada 20 Agustus.
Beberapa hari sebelumnya, gerilyawan Taliban menyerang gugus gedung pemerintah di Afganistan timur, menewaskan kepala polisi daerah dan seorang pengawalnya, kata pejabat Afganistan mengenai pertumpahan darah menjelang pemilihan umum itu.
Serangan itu terjadi di propinsi Kunduz, tempat kekacauan merebak pada tahun ini, dengan beberapa kali serangan, meskipun pasukan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO hadir di sana.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009