Palembang (ANTARA) - Memasuki musim kemarau Juli 2020 ini, masyarakat mulai mengkhawatirkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan terutama pada kawasan lahan gambut yang dapat menimbulkan bencana kabut asap dan mengganggu berbagai aktivitas serta kesehatan masyarakat.

Iswadi, salah seorang putra daerah di kawasan rawan karhutla di Desa Riding, Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan, Senin, mengatakan kondisi daerahnya yang kerap menghadapi karhutla telah mendorong dirinya menjadi sukarelawan penanggulangan dan pencegahan kebakaran lahan gambut sejak usia remaja.

Sukarelawan karhutla kelahiran Desa Riding, 25 Mei 1973 itu yang pada setiap musim kemarau bersama teman-teman di desanya siaga melakukan berbagai kegiatan yang dapat mencegah terjadinya kebakaran pada lahan gambut.

Kegigihannya sebagai sukarelawan kemudian mengantar Iswadi direkrut menjadi anggota Manggala Agni bersama sejumlah teman-temannya pada tahun 2006.

Setelah bergabung menjadi Manggala Agni, Iswadi mendapat tugas penanggulangan dan pencegahan karhutla pada kawasan yang lebih luas.

Lulusan SMA Negeri 1 Kayu Agung, Kabupaten OKI itu tidak hanya bertugas melakukan berbagai upaya penanggulangan dan pencegahan terjadinya karhutla di desa tempat tinggalnya tetapi juga di desa lain sekitarnya.

Untuk melakukan tindakan pencegahan karhutla, ia bersama lima orang tim gabungan anggota Manggala Agni, TNI/Polri dan Masyarakat Peduli Api (MPA) membangun Pondok Kerja di Desa Riding, tidak kenal lelah siang dan malam hari melakukan kegiatan patroli pada lahan rawan terbakar hingga desa sekitar kawasan Pedamaran Timur.

Selain melakukan patroli, untuk mencegah terjadinya kebakaran pada lahan gambut di desa sekitarnya, Iswadi bersama satgas gabungan melakukan pembinaan kepada masyarakat untuk menghindari aktivitas mengolah lahan yang dapat memicu terjadinya kebakaran seperti mengolah lahan pertanian/perkebunan tanpa membakar.

Kemudian mengarahkan masyarakat mengolah lahan tanpa membakar dengan memfasilitasi mereka ke Dinas Pertanian Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Badan Restorasi Gambut (BRG) perwakilan Sumsel.

Mengenai pengolahan lahan gambut, di sekitar desanya sekarang ini masih banyak lahan tidur atau belum dimanfaatkan dengan baik sehingga memerlukan perhatian semua pihak agar pada setiap memasuki musim kemarau tidak menjadi sumber kebakaran lahan, ujar anggota Manggala Agni itu.

Lahan gambut di kawasan Desa Riding, Kecamatan Pangkalan Lampam hingga Pedamaran Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir yang menjadi wilayah kerja ayah dari Sindi, Paskal Lauri, dan Jesika Rahma itu sekarang ini kondisinya masih aman dari karhutla.

"Kawasan desa wilayah kerja kami masih cukup aman karhutla karena lahan yang ada kondisinya basah dan masih sering turun hujan, meskipun demikian tindakan pencegahan tetap terus dilakukan bersama satgas gabungan," ujarnya.

Untuk kegiatan penanggulangan kebakaran lahan gambut yang ada di sekitar desanya, jika ada lahan yang terbakar pihaknya dengan peralatan sederhana berupaya keras melakukan pemadaman, namun jika tidak bisa ditangani oleh satgas desa pihaknya meminta bantuan Satgas Penanggulangan Karhutla di tingkat kabupaten dan provinsi.

Melalui upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla tersebut, semoga Iswadi bersama kawan-kawan pada musim kemarau tahun ini dapat meminimalkan kebakaran lahan gambut dan mencegah terjadinya bencana kabut asap.

Baca juga: Hujan padamkan kebakaran 24,5 ha lahan di Aceh Barat dan Nagan Raya

Baca juga: Walhi Sumsel ingatkan waspada karhutla

Baca juga: Kebakaran lahan gambut di Aceh Barat belum padam

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020