Jakarta (ANTARA News) - Ilmuwan Indonesia yang berada di luar negeri merupakan aset bangsa sehingga harus diberdayakan untuk kepentingan bangsa, demikian siaran pers Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I4).
"Saat ini banyak ilmuwan Indonesia yang telah berkarir sebagai peneliti maupun dosen di berbagai universitas luar negeri yang karya-karyanya telah diakui oleh dunia internasional," kata Wakil Ketua Umum I4 Arif Satria dalam siaran pers yang diterima ANTARA News di Jakarta, Senin.
Arif kemudian menyebutkan beberapa contoh, seperti Johny Setiawan, peneliti di Max Planck Institute, Heidelberg, Jerman, yang merupakan penemu planet ekstrasurya yang diberi nama HD 11977b.
"Selain itu, masih ada Khoirul Anwar, peneliti di Jepang, yang berhasil merombak pakem efisiensi alat komunikasi seperti telefon seluler, sehingga kecepatan data yang dikirim meningkat," lanjutnya.
I4 merupakan sebuah organisasi yang didirikan pada 5 Juli 2009 di Den Haag, Belanda. Organisasi itu beranggotakan para profesor, peneliti, maupun mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikannya di luar negeri.
"Dalam jangka pendek, I4 akan mengembangkan database kepakaran ilmuwan Indonesia di luar negeri sebagai instrumen penting dalam memfasilitasi kerja sama internasional antara ilmuwan Indonesia di dalam dan di luar negeri," kata Arif.
Menurut Arif, I4 juga akan dijadikan wadah komunikasi dan informasi hasil-hasil riset terkini di dunia yang dapat dijadikan referensi bagi peningkatan kompetensi riset nasional.
Organisasi ini memiliki misi untuk meningkatkan koordinasi dan kerja sama antarilmuwan di luar negeri dengan ilmuwan di dalam negeri, serta dengan pihak pemerintah, swasta, maupun masyarakat.
Selain itu, I4 juga berupaya meningkatkan kompetensi ilmuwan Indonesia di luar negeri untuk mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Misi I4 selanjutnya adalah memperkuat kualitas sumber daya manusia di Indonesia melalui proses alih iptek yang disesuaikan dengan identitas dan kultur bangsa.
"Dengan melihat banyaknya ilmuwan sukses di luar negeri serta potensi mahasiswa di luar negeri yang sudah mencapai 50 ribu, penting untuk di organisasi dan diberdayakan untuk kepentingan bangsa," kata Arif dalam siaran itu. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009