Jayapura (ANTARA News) - Niat puluhan wartawan untuk mendaki puncak tertinggi di Indonesia, Cartensz, gagal karena manajemen PT Freeport Indonesia tidak mengizinkan mereka melintasi area tambangnya menuju Cartensz.
Keterangan yang dihimpun ANTARA News di Jayapura, Senin, perlakuan itu berbeda bagi para pendaki asing dari sejumlah negara Eropa.
Tidak jelas apa yang menjadi alasan Freeport yang hanya membolehkan pendaki asing melewati arealnya, sementara wartawan Indonesia justru dilarang.
Akibatnya, puluhah wartawan media nasional kembali ke Jayapura pada Minggu 25 Oktober 2009.
Juru Bicara PT Freeport Mindo Pangaribuan ketika dikonfirmasi via telepon selulernya mengatakan, pihaknya tidak bertanggung jawab atas gagalnya keberangkatan puluhan wartawan mendaki puncak Cartensz.
"Jangan salahkan kami kalau wartawan tidak ikut pendakian. Silahkan komplain ke pemerintah daerah Papua sebab merekalah yang menjanjikan dan memfasilitasi," katanya.
Ia mengatakan, soal tak diijinkannya wartawan nasional melintasi area tambang Freeport, kata Mindo, juga bukan tanggung jawab pihaknya. "Tanya fasilitator kalian, kenapa sampai tidak bisa diberangkatkan," ujar Mindo.
Sementara itu Staf Ahli Gubernur Provinsi Papua Ronald Tapilatu yang juga ikut berangkat dengan rombongan para pendaki asing, belum bersedia memberikan pernyataan.
Jauh hari sebelum rencana ekspedisi ini dilaksanakan, Ronald kepada wartawan mengatakan, pihak Freeport melalui Presiden Direkturnya Armando sudah memberikan izin kepada para pendaki untuk melewati areal Freeport.
Tak hanya izin, kata dia, Freeport juga akan memfasilitasi para pendaki hingga tiba di Puncak Cartensz.
Keputusan pihak Freeport disesali para wartawan. Wartawan Radar Timika [Jawa Pos] Mustofa mengatakan dari awal dia pesimis manajemen Freeport yang selama ini terkenal tertutup, akan mengizinkan wartawan melewati arealnya.
Sementara Lasaruz Gon dari majalah Foja mengungkapkan, dirinya sangat kecewa dengan sikap panitia yang tidak bertanggung jawab dengan kondisi yang terjadi saat ini.
"Karena dijanjikan sudah beres dengan Freeport dan bersedia menfasilitasi, makanya kami bersedia ikut, tapi kenyataannya nol besar," ujarnya.
Hal senada dirasakan Jorsul Sotuan dari tvOne. "Kita ini sudah empat hari di Timika tanpa ada kejelasan, dan panitia hanya omong kosong belaka dengan pernyataan sebelumnya," katanya.
Pendakian Cartensz difasilitasi Papua Promotion House di Eropa milik Pemerintah Provinsi Papua ini. Pendakian dilakukan dalam rangka clean up and survey base camp Carstenz Piramid.
Kegiatan diikuti wartawan Indonesia dan pendaki yang berasal dari sejumlah negara yakni Austria, Switzerland, dan Jerman. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009