Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Pertahanan Australia John Faulkner, Senin, dijadwalkan mengadakan pertemuan untuk membahas berbagai isu aktual kawasan dan kerja sama pertahanan serta militer kedua negara.

Salah satu bahasan yang menjadi pembicaraan kedua pejabat pertahanan tersebut adalah masalah imigran gelap.

Selama ini Indonesia menjadi negara tempat persinggahan para imigran gelap yang ingin mencari suaka ke Australia.

Pada kesempatan terdahulu, Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, RI akan terus memantapkan kerja sama pertahanan dengan sejumlah negara termasuk Australia.

"Selama ini, Pemerintah Indonesia dan Australia sepakat memantapkan kerja sama pertahanan kedua negara, atas dasar saling percaya demi terciptanya stabilitas kawasan," katanya.

RI dan Australia bahkan telah memantapkan komitmennya untuk menjalin kerja sama pertahanan dan militer yang lebih baik dengan Penandatanganan Pernyataan Bersama oleh pimpinan militer kedua negara pada Januari 2009.

Pernyataan Bersama tersebut memfokuskan pada keterlibatan pertahanan Australia dengan Indonesia di bidang anti terorisme, keamanan laut, intelijen, bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana, serta penjagaan perdamaian.

Pernyataan tersebut juga berisi garis besar kegiatan-kegiatan keterlibatan pertahanan di masa depan, termasuk pelatihan militer dan pendidikan pasca-sarjana, kunjungan dan pertukaran studi, latihan dan patroli laut gabungan, kedua negara.

Sebelumnya, terkait masalah imigran gelap, Pemerintah Australia melalui Menteri Dalam Negeri Australia Brendan O`Connor menyatakan, Australia menggantungkan upayanya menumpas aksi penyelundupan manusia yang marak ke negaranya dalam setahun terakhir ini pada komitmen negara-negara tetangganya, khususnya Indonesia dan Malaysia.

"Penyelundupan manusia bukan hanya masalah Australia melainkan masalah global dan regional," katanya dalam penjelasan persnya, Jumat (23/10), menanggapi keberhasilan kapal patroli negaranya menangkap satu lagi kapal pengangkut pencari suaka di perairan Australia.

Ia mengatakan, komitmen negara-negara tetangga Australia, seperti Indonesia dan Malaysia, melalui kerja sama bilateral maupun Forum Bali Process tentang Penyelundupan Manusia, Perdagangan Orang dan Kejahatan Trans-nasional terkait lainnya, sangat penting.

Pertemuan pejabat terkait Australia dengan mitra kerja sama mereka di Indonesia dan Malaysia baru-baru ini telah pun mendorong langkah-langkah positif dalam penumpasan aksi kejahatan penyelundupan manusia di kawasan, katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009