Para ahli penerbangan dan penyelidikan mengenai catatan data pesawat tersebut mengkonfirmasi bahwa satu roket yang ditembakkan oleh salah satu kapal Angkatan Laut Prancis di wilayah itu mengakibatkan bencana tersebut.
Lebih dari 152 penumpang dan awak pesawat pesawat itu tewas, kata laman berita tersebut, yang mengutip keterangan beberapa sumber yang mengetahui.
Berdasarkan hasil yang sangat penting itu, Yaman bermaksud meminta Prancis membayar ganti rugi kepada Perusahaan Penerbangan Yemenia dan keluarga korban.
Setelah tragedi tersebut, yang terjadi di lepas pantai Kepulauan Komoro, sebagaimana dikutip beberapa laporan, para pejabat Komoro menuduh Kapal Angkatan Laut Prancis menyerang pesawat itu sewaktu mereka melakukan pelatihan militer di wilayah tersebut.
Seorang pejabat Komoro saat itu mengatakan utusan Prancis untuk Kepulauan Komoro telah memberitahu mereka bahwa beberapa kapal perang milik Armada Prancis ditemukan di lokasi kecelakaan sehari sebelum peristiwa tersebut terjadi.
Satu rudal mungkin mengenai pesawat Airbus A300 itu, kata diplomat Prancis tersebut sebagaimana dikutip sat itu.
Pada 30 Juni, pesawat tersebut jatuh di Samudra Hindia, sehingga menewaskan semua yang berada di dalamnya, kecuali seorang remaja Prancis.
Catatan data penerbangan ditemukan oleh satu kapal AS yang dilengkapi dengan robot bawah air pada 30 Agustus, dua bulan setelah pesawat itu jatuh dan dibawa oleh panel penyelidik yang berpusat di Paris.
Paneli tersebut meliputi penyelidik Yaman, Prancis dan Kepulauan Komoro. Yemenia Airways membayar ganti rugi kepada keluarga korban yang marah.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009