Tangerang (ANTARA News) - Kehadiran klub poligami di Indonesia memunculkan banyak kontradiksi, tetapi artis Dik Doank yang dimintai tanggapannya justru menganjurkan kita agar "berpoligami" dengan alam sekitar.
"Sebaiknya kita berpoligami dengan alam, karena alam merupakan surga kecil kita. Kita lebih dekat berinteraksi dan bersosialisasi dengan umat," kata seniman artis Dik Doank di Tangerang, Minggu.
Menurut pemilik sekolah alam "Kandank Jurank Doank" itu, dalam hidup ini tidak selamanya manusia harus berpoligami dengan istri lebih dari satu.
Tetapi bagaimana sebuah insan yang lahir ke dunia menggali dan memiliki rasa kepedulian terhadap alam sekitarnya, bersosialisasi dengan masyarakat lain sebagai tanggung jawabnya.
Pria bernama asli Raden Rizki Mulyawan Kertanegara Hayang Denda Kusuma itu menguraikan, berpoligami dengan alam yaitu mentransfer pengetahuan tentang agama dan lingkungan kepada sesamanya untuk meningkatkan keimanan dan keyakinan.
Dalam ajaran Islam, berpoligami adalah bagaimana manusia itu bersosialisasi dengan umatnya mengajak kebaikan dan beriman kepada tuhannya, seperti yang dilakukan Nabi Muhammad ketika menyebarkan agama Islam.
"Ar-rahman dimaksudkan kita berupaya untuk bersosialisasi, bukan hanya kepentingan semata untuk dirinya saja dengan berpoligami, klub poligami bukan cara yang terbaik," kata Dik Doank.
Dik Doank mengatakan dia memiliki dua orang istri, satu orang istri sah dan seorang lagi istri sahnya yakni sekolah dan komunitas alam "Kandank Jurank Doank".
Di dalam Kandank Jurank Doank, terdapat begitu banyak kawan baru, remaja, orang tua dan anak-anak yang membutuhkan pengetahuan tentang bagaimana mencintai dan bersosialisasi dengan alam.
Ketika iklim dunia ini sudah begitu panas manusia menciptakan alat pendingin ruangan, namun ketika alat tersebut tidak lagi dibutuhkan maka manusia akan kembali ke alam.
"Ilmu yang kita dapat dari alam begitu banyak, semua pasti kembali ke alam karena itu di Indonesia sudah banyak berkembang sekolah yang bernuansa alam," ujar Dik Doank.
Sebanyak 150 orang undangan dari seluruh Indonesia meresmikan klub poligami di Hotel Grand Aquila Bandung, Jawa Barat. Klub poligami itu merupakan yang pertama kali hadir di Indonesia.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009
Sebab dari zaman nenek moyang hingga kini
Belum pernah ada lahir budaya poligami,sangatlah TABU bagi bangsa yg bermoral manusia.Kata poligami itu lebih pantas bagi bangsa yg bermoral Binatang (onta).
Kita bangsa Indonesia lebih baik memakai bahasa Indonesia yg santun \" mencintai alam\"bukan berpoligami dengan Alam.
Jadi kalimatnya tidak rancu.
Berpoligamilah dengan alam sekitar kita ....^_^