Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mesti serius memerhatikan kesiapan pelayanan kesehatan jemaah haji, baik selama di embarkasi maupun di Arab Saudi, demikian Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Irgan Chairul Mahfiz di Jakarta, Minggu.
Menurutnya, kesiapan itu antara lain meliputi ketersediaan obat, antisipasi virus H1N1, Flu Burung, perubahan iklim, serta kesiapan para dokter.
"Hal ini mengingat kondisi jemaah haji bisa terganggu mengingat hadirnya jutaan orang pada kurun waktu dan lokasi yang sama serta prosesi ibadah haji yang cukup melelahkan," katanya.
Sekjen DPP PPP itu mengungkapkan, banyaknya jemaah berusia lanjut memerlukan kesiapan pelayanan kesehatan yang maksimal dari Depkes, termasuk kerjasama dengan rumah sakit di Arab Saudi.
Pihak Depkes sendiri sejak 13 Oktober lalu telah mengirim tim pendahulu kesehatan haji yang berjumlah lima orang ke Arab Saudi, dipimpin Koordinator Penyelenggara Kesehatan Haji Indonesia tahun 2009 Barita Sitompul.
Di Arab Saudi, tim berkoordinasi dengan berbagai sektor, termasuk berkomunikasi dengan rumah sakit yang ada di Jeddah, Makkah, dan Madinah.
"Hal ini dilakukan agar saat pelaksanaan haji tahun 2009, kerjasama pelayanan kesehatan haji berjalan lancar," kata Barita.
Jumlah jamaah haji Indonesia tahun ini 192.835 orang dan akan diterbangkan dalam 478 kloter, sementara untuk mendukung pelayanan kesehatan haji ditugaskan 1.740 orang tenaga kesehatan, terdiri dari 1.434 orang (kloter) dan 306 (non-kloter). Setiap kloter terdiri dari satu dokter dan dua perawat.
Tenaga kesehatan itu satu tim kesehatan haji yang akan mendampingi jamaah haji dalam kloter yang bersangkutan dari tanah air, di Arab Saudi, sampai ke tanah air kembali. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009