Surabaya (ANTARA News) - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golongan Karya (Partai Golkar) Kota Surabaya mendesak agar musyawarah daerah (Musda) DPD I Partai Golkar Jawa Timur segera dipercepat.
Humas DPD II Surabaya, Amin Istigfarin, di Surabaya, Minggu, mengatakan, desakkan tersebut dilakukan agar pelaksanaan Musda DPD II Golkar Surabaya yang waktunya hampir bersamnaan dengan Golkar Jatim juga bisa dilaksanakan akhir tahun ini atau awal Desember 2009.
"Kami berharap Musda DPD Golkar Surabaya segera bisa direalisasikan agar bisa menyiapkan Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya pada 2010," katanya.
Hingga saat ini, katanya, belum ada rencana pasti mengenai digelarnya Musda DPD I Golkar Jatim sehingga membuat DPD Partai Golkar Surabaya kebingungan.
Masalahnya, momen pemilihan ketua parpol di tingkat provinsi itu sangat mempengaruhi proses penentuan figur calon wali kota (cawali) atau calon wakil wali kota (cawawali) Surabaya di internal partai.
Untuk itu, kata dia, DPD II Golkar Surabaya mendesak DPD I Golkar Jatim untuk segera mempercepat pelaksanaan musda.
Selain itu, kata dia, pihaknya menegaskan jika tidak ada percepatan musda DPD Golkar Jatim, maka hal itu bisa membuat proses penjaringan cawali dan cawawali di Golkar Surabaya berantakan.
Bila Golkar Jatim belum melakukan musda, katanya, Golkar Surabaya juga tidak bisa melaksanakan musda, sebab pelaksanaan musda tersebut harus berurutan dari munas, musda provinsi, dilanjutkan musda tingkat kabupaten/kota.
"Bisa dibayangkan jika Musda Jatim molor, otomatis Musda Surabaya juga molor. Terus bagaimana persiapan pilwali?," katanya.
Menurut dia, proses pilwali membutuhkan kerja cepat. Setidaknya waktu yang tersedia bagi parpol hanya empat bulan, belum lagi parpol harus menggalang koalisi dengan parpol lain karena perolehan suara Golkar tidak memenuhi syarat untuk menjagokan cawali sendiri.
"Jangan sampai kejadian pilwali 2004 terulang," ujarnya.
Pernyataan ini dilontarkan atas pengalaman pilwali waktu itu. Amin mengatakan suara Golkar hilang sekitar empat ribu.
Pada saat pemilu legislatif, Golkar memperoleh suara 86 ribu dan meloloskan empat anggota DPRD, namun saat pilwali, suara untuk calon yang diusung Golkar hanya 82 ribu. Saat itu, jago Golkar adalah Gatot Sudjito bergandengan dengan Benyamin Hilli.
"Adanya percepatan musda itu, diharapkan Golkar Surabaya bisa lebih leluasa memilih pasangan koalisi. Jangan sampai asal-asalan sebab pilwali adalah menjual figur," katanya. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009