Moskow (ANTARA News/AFP) - Rusia dan AS berharap memiliki dokumen yang mengikat keduanya secara sah dalam pembaruan perjanjian penting soal pembatasan senjata nuklir awal Desember, demikian Kremlin, Sabtu.

Kedua belah pihak telah memulai pembicaraan di Jenewa pekan lalu mengenai diperbaruinya Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (START), yang akan berakhir 5 Desember.

"Dmitry Medvedev dan Barack Obama berharap bisa mempersiapkan dokumen yang mengikat secara sah perjanjian START pada awal Desember," kata Kremlin dalam satu pernyataan setelah kedua presiden mengadakan pembicaraan melalui telefon.

"Pada akhirnya, konsultasi tambahan akan berlangsung pada tingkat yang berbeda," kata pernyataan itu.

Gedung Putih mengatakan, kedua pemimpin telah membicarakan "pekerjaan yang terus dilakukan untuk merampungkan perjanjian START baru pada akhir tahun ini".

Washington dan Moskow telah sepakat awal tahun ini untuk mencapai perjanjian baru soal nuklir guna mengggantikan START, yang menandai langkah nyata awal dalam pencairan hubungan AS-Rusia yang digembar-gemborkan pemerintah Obama.

STAT, yang ditandatangani pada 1991 persis sebelum bubarnya Uni Soviet, menggerakkan kedua belah pihak untuk memangkas simpanan nuklir mereka.

Pembicaraan itu telah dirundung oleh tawar-menawar terkait dengan rencana pengerahan perisai pertahanan rudal di negara-negara bekas Uni Soviet di Eropa Timur, proyek yang telah membuat marah Rusia.

Namun Obama mengumumkan pada September dia akan menangguhkan rencana untuk menempatkan beberapa bagian dari perisai pertahanan rudal di Polandia dan Republik Ceko itu, dan malahan akan mengerahkan lebih banyak peralatan yang dapat dipindahkan yang ditargetkan terhadap rudal jarak dekat dan jarak sedang Iran.

Pada pertemuan puncak di Moskow bulan Juli, Medvedev dan Obama sepakat untuk mengurangi jumlah hulu ledak nuklir di Rusia dan arsenal strategis AS menjadi antara 1.500 dan 1.675 dalam tujuh tahun.

Mereka juga sepakat untuk mengurangi jumlah pengangkut rudal balistik menjadi antara 500 dan 1.100. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009