Ambon (ANTARA News) - Kota Saumlakai di Kepulauan Yamdena, Kabuoaten Maluku Tenggara Barat, sudah dua kali dilanda gempa bumi selama Oktober ini, demikian Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ambon, Irwan Slamet di Ambon, Minggu.
Gempa pertama terjadi pada 16 Oktober 2009 dengan kekuatan getaran 5,5 Skala Richter. Seminggu kemudian pada Sabtu malam 24 Oktober 2009, gempa bumi serupa mengguncang Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, dengan kekuatan lebih dahsyat 7,3 SR.
Gempa bumi Sabtu malam tadi berpusat di 6,23 Lintang Selatan dan 130,60 Bujur Timur pada kedalaman 165 kilo meter dan getarannya terasa sampai di Ambon, Tual dan Kota Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru.
Melihat lokasi gempa yang cukup jauh dari daratan Kota Saumlaki dengan kedalaman di atas 100 km, gempa tektonik ini tidak berpotensi trunami dan kalau pun sangat kecil.
"Sejauh ini belum ada laporan warga ataupun petugas BMKG di Kota Saumlaki dan Kota Dobo tentang adanya kerusakan bangunan atau korban jiwa akibat guncangan gempa tersebut," katanya.
Max Betoke, warga Kota Saumlaki mengatakan, guncangan gempa bumi dirasakan sangat kuat sehingga masyarakat berhamburan ke luar rumah mencari tempat yang lapang setelah mendengar kentongan dan tiang listrik tanda bahaya.
"Saya sempat membangunkan beberapa anggota keluarga yang sudah tertidur untuk keluar. Ada juga para tetangga yang berteriak kepanikan sambil berlari keluar rumah sambil menangis ketakuran," katanya.
Sebelumnya, gempa serupa yang berkekuatan 5,5 SR mengguncang tersebut pada Jumat petang (16/10) pukul 18.07 WIT namun tidak menimbulkan kerusakan bangunan maupun berpotensi tsunami.
Sementara di Kota Ambon, kebanyakan masyarakat kurang merasakan gempa tersebut karena jaraknya yang sangat jauh.
"Saya memang sedang menonton acara TV tapi tidak merasakan adanya getaran, padahal BMKG melaporkan guncangannya sampai di Kota Ambon," kata Ivano Lingier, warga Ambon. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009