Kemitraan dengan petani, nelayan, dan UMKM, merupakan pola sumber suplai dalam percepatan ekspor PPI

Jakarta (ANTARA) - PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI menggandeng pelaku usaha mikro, kecil, menengah ( UMKM), petani dan nelayan sebagai mitra untuk percepatan ekspor.

"Program kemitraan dengan petani, nelayan, dan UMKM adalah strategi PPI dalam menyerap produk UMKM, terutama untuk pasar ekspor," kata Direktur Utama PPI Fasika Khaerul Zaman dalam keterangan tertulis yang diterima, di Jakarta, Sabtu.

Menurut Fasika, komoditas kopi dari para petani kopi di seluruh Indonesia sudah beberapa kali diekspor, dan pada waktu mendatang akan segera diekspor kembali atau re-ekspor.

"Begitu pun dengan komoditas UMKM arang batok atau coconut charcoal yang saat ini dalam proses re-ekspor, setelah sempat vakum karena pandemic COVID-19 ini," katanya lagi.
Baca juga: PT PPI beri klarifikasi terkait isu impor daging pada tahun 2016


PPI sebagai agen pembangunan dalam rangka mengejar target ekspor nasional, melakukan upaya pembukaan pasar di luar negeri, dengan fokus pada kegiatan ekspor dan perdagangan antarnegara, melaksanakan pameran-pameran dagang skala internasional, membentuk "Representative Office" di beberapa negara, dan bekerja sama secara aktif dengan perwakilan Indonesia di luar negeri melalui Indonesia Trade Promotion Center dan atau para diaspora.

PPI mendirikan Graha Ekspor di Jakarta yang difungsikan sebagai showroom produk milik sendiri, juga produk-produk UMKM, dan komoditas-komoditas Indonesia yang sudah siap menembus pasar dunia. Graha Ekspor diharapkan sebagai rumah dan export solution bagi semua mitra bisnis untuk melihat langsung produk atau komoditas yang dicari, sesuai dengan harapan dan kualitas yang diharapkan.

Selain menjadikan UMKM sebagai salah satu sumber suplai, PPI juga mendorong pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa dalam rangka memajukan perekonomian masyarakat, agar dana desa tetap berputar di desa, sehingga akan menambah pendapatan masyarakat desa, yaitu dengan saluran distribusi BUMNShop yang tersebar di beberapa wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Lebih lanjut, untuk program kemitraan dengan petani, nelayan, dan UMKM, merupakan pola sumber suplai dalam percepatan ekspor PPI. PPI telah beberapa kali melakukan ekspor kopi ke Mesir dan Taiwan.

PPI berupaya untuk menjaga kualitas ekspor terbaik, hasil dari biji kopi pilihan dengan pengawasan ketat, dan telah memiliki beberapa kantor perwakilan di dalam negeri dan mancanegara.

Selain kopi, mitra PPI lainnya adalah perajin arang batok. PPI membidik peluang ekspor coconut charcoal, yang merupakan produk turunan utama kelapa. Potensi kelapa Indonesia sebagai produsen nomeo satu dunia perlu dimanfaatkan dengan memperkuat hilirisasi dalam menghasilkan produk-produk turunan kelapa yang dapat memberikan nilai tambah langsung ke petani serta memperluas akses pasarnya.

Kemudian untuk produk hortikultura, PPI saat ini dalam persiapan pola tanam sebagai offtaker hasil petani Lembang dan Garut, untuk rencana ekspor ke Singapura dan negara Asia lainnya. Sedangkan untuk ikan tuna dan hasil ikan laut lainnya merupakan hasil nelayan yang komoditasnya diekspor oleh PPI pada awal tahun 2020.
Baca juga: Menginjak usia ke-17, PPI diharapkan kembali mengukir kejayaannya

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020