Hua Hin (ANTARA News) - Jepang mengangkat isu pengembangan program nuklir Korea Utara (Korut) dalam pertemuan puncak pimpinan negara ASEAN+3 dan Asia Timur yang diselenggarakan sebagai rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-15 ASEAN di Hua Hin, Thailand.
Direktur Jenderal Media pada Sekretariat Negara Jepang, Kazuo Kodama, dalam konferensi pers di media center KTT ke-15 ASEAN, Hua Hin, Sabtu, mengatakan, Perdana Menteri (PM) Jepang Yukio Hatoyama akan berbicara dalam kedua forum itu untuk menegaskan sikap Jepang yang tidak bisa menolerir pengembangan program nuklir Korea Utara.
"Siang ini, dia ingin mengelaborasi lebih jauh atas isu ini, dalam pertemuan pemimpin negara ASEAN+3 dan Asia Timur," ujarnya.
Kazuo menjelaskan, PM Hatoyama akan menekankan bahwa kedamaian dan stabilitas kawasan Asia Timur tidak akan tercapai apabila Korea Utara terus mengembangkan program nuklir mereka.
Untuk itu, lanjut Kazuo, masalah utama seperti isu nuklir Korea Utara harus mendapatkan penyelesaian secara menyeluruh.
"PM Hatoyama menekankan bahwa untuk tujuan kedamaian dan stabilitas dalam kawasan ini maka kita harus mencapai penyelesaian menyeluruh atas isu-isu utama, termasuk masalah nuklir Korea Utara ini," tuturnya.
Jepang bersama dengan Korea Selatan, Amerika Serikat, Rusia, dan China, terlibat dalam pembicaraan enam pihak dengan Korea Utara untuk membahas isu program nuklir Korea Utara.
Pada awal Oktober 2009, Jepang dan Korea Selatan sepakat akan meneruskan sanksi ekonomi terhadap Korea Utara. Korea Selatan dan Jepang menyatakan hanya akan memberikan bantuan ekonomi jika Korut benar-benar menghentikan program nuklir mereka.
Persetujuan ini diutarakan Presiden Korsel Lee Myung-bak dan Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama di Seoul, Jumat 9 Oktober 2009. Kelanjutan kesepakatan ini akan dibicarakan dalam pertemuan tiga pihak dengan China.
Sedangkan Perdana Menteri China Wen Jiabao telah menemui pemimpin Korut Kim Jong-il di Pyongyang. Dalam pertemuan ini, Kim berjanji Korut akan kembali ke Forum Enam Negara untuk membicarakan penghentian program nuklir mereka jika pembicaraan bilateral dengan Amerika Serikat berhasil.
Sebagai balasannya, Wen berjanji akan mengapalkan bantuan dan meningkatkan transaksi ekonomi dengan Korut. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Jepang dan Korsel bahwa Korut diberi hadiah tanpa menunjukkan bukti konkret dari keinginan menutup program nuklir mereka.
Meski menyatakan akan memberlakukan sanksi yang dijatuhkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Jepang dan Korea Selatan mengatakan pintu dialog dengan Korea Utara akan tetap terbuka.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009