Hua Hin (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuan puncak ke-12 pimpinan negara ASEAN+3 (Jepang, China dan Korea Selatan) menekankan pentingnya menjaga pertumbuhan ekonomi riil di masing-masing negara dalam kawasan tersebut.
Pertemuan puncak pimpinan negara ASEAN+3 di Hua Hin, Thailand, Sabtu, adalah kegiatan pertama yang diikuti oleh Presiden Yudhoyono setibanya di Thailand pada Sabtu pukul 11.25 waktu setempat.
Menurut Juru Bicara Kepresidenan, Dino Pati Djalal, selain membicarakan pentingnya menjaga pertumbuhan ekonomi riil di kawasan, Presiden Yudhoyono juga akan mengangkat masalah perundingan organisasi perdagangan dunia.
Selain itu, Presiden Yudhoyono yang direncanakan akan berbahasa Indonesia dalam pertemuan tersebut juga membahas multilateralisasi Chiang Mai Intiative senilai 120 miliar dolar AS yang telah disepakati oleh ASEAN+3.
"Memang perdebatan soal ini agak alot, tetapi yang jelas kita ingin mudah-mudahan awal Januari tahun depan sudah bisa dioperasionalisasi Chiang Mai Initiative itu," ujar Dino.
Ia menjelaskan dalam pertemuan pemimpin negara ASEAN+3, Presiden Yudhoyono juga akan menyinggung masalah perubahan iklim dan penanganan bencana.
"Itu adalah isu-isu yang kemungkinan akan diangkat Presiden dalam forum ASEAN plus three," katanya.
Dino menekankan pentingnya ASEAN+3 sebagai forum yang mengangkat identitas kawasan Asia Timur dalam kondisi global yang penuh tantangan. Ia mencontohkan timbulnya gagasan Chiang Mai Intiative merupakan salah satu upaya yang menunjukkan peran ASEAN+3 amat relevan dalam menghadapi krisis keuangan di tingkat global.
"Kalau kita lihat sekarang perekonomian dunia, asia menjadi motor pertumbuhan ekonomi. Jadi dengan kata lain kita lebih memerlukan identitas Asia Timur dan proses ini tidak hanya identitas tetapi harus diisi dengan banyak kerjasama," tuturnya.
Namun, Dino juga memaparkan terlalu banyak organisasi sejenis yang tumpang tindih di kawasan tersebut, seperti ASEAN, East Asia (ASEAN+3, India, Australia, Selandia Baru), serta Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) yang menjangkau negara besar seperti Amerika Serikat.
"Pertanyaannya seperti apa ke depan arsitektur di kawasan ini. Ini adalah diskusi yang terus berkembang dan belum ada orang yang mempunyai jawabannya. Ini debat yang terus terbuka dan berlanjut dan kemungkinan akan dibahas juga dalam pertemuan ini," jelasnya.
Selain menghadiri pertemuan puncak pemimpin negara ASEAN+3, Presiden Yudhoyono pada Sabtu juga menghadiri pertemuan puncak pemimpin negara ASEAN-India.
Salah satu topik yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut adalah peningkatan target perdagangan antara kedua pihak menjadi 50 miliar dolar AS. Menurut Dino, target tersebut tidak akan sulit dicapai karena pada 2008 saja volume perdagangan antara ASEAN dan India telah mencapai 47 miliar dolar AS.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009