Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan tiga kredo atau "tag line" yang menjadi acuan Kabinet Indonesia Bersatu II dalam menjalankan tugas-tugas untuk melaksanakan program pemerintah hingga lima tahun mendatang.

Disampaikan dalam Sidang Kabinet di ruang rapat utama gedung Setneg Jakarta, Jumat, Kepala Negara menyatakan kredo tersebut bisa menjadi pedoman setiap menteri dalam kabinet tersebut.

Kredo yang pertama, menurut Presiden adalah perubahan dan keberlanjutan atau "change and continuity".

"Saya ingatkan sekali lagi bahwa apa yang telah dilakukan oleh kabinet sebelumnya, KIB I, yang masih relevan, itu kita lanjutkan,

continuity. Kemudian, yang kita semua mengetahui ada peningkatan ada perubahan, itu kita perbaiki," katanya.

Kepala Negara mengingatkan jangan malu untuk melanjutkan kebijakan pejabat sebelumnya.

"Jangan malu-malu melanjutkan policy dari pejabat sebelumnya. Jangan, bilang wah, sekarang kan menterinya saya, yang lain masukkan ke laci. Keliru. Karena program prorakyat itu masih relevan dan perlu kita tingkatkan untuk rakyat kita. Itu bagian dari
continuity," ujarnya.

Ditambahkan Yudhoyono, para menteri diminta tidak gegabah dan tergesa-gesa mengubah kebijakan.

"Padahal kebijakan itu kebijakan saya yang masih harus berlanjut lima tahun mendatang," ungkapnya.

Selanjutnya, kredo yang kedua, menurut Presiden adalah membuka sumbatan, akselerasi dan peningkatan atau "debottlenecking, acceleration, and enhancement.

"Lima tahun yang lalu saya melihat banyak kemacetan, entah tata ruang, entah perizinan, entah tumpang tindih, entah sulitnya pembebasan tanah untuk infrastruktur, maka saya ingin hilangkan sumbatan itu," kata Yudhoyono.

Usai membuka sumbatan, Presiden kemudian menginginkan ada percepatan dalam sejumlah hal sehingga tidak membuat rakyat menunggu.

"Saya minta ada acceleration, percepatan, saya masih uring- uringan, kadang-kadang untuk membuat suatu RUU, lama sekali, kadang departemen terkait menyampaikan draf RUU nya masuk ke

Depkumham, masuk ke Setneg, diharmoniskan lagi. Memang begitu prosedurnya, tapi terlalu lama. Tidak boleh terjadi, padahal waktu berjalan terus," tegasnya.

Bila telah ada usaha untuk membuka sumbatan yang diikuti dengan percepatan, maka langkah terakhir adalah perbaikan atau peningkatan.

Selanjutnya Presiden menjelaskan, kredo yang ketiga adalah kebersamaan yang mendorong kerja sama sehingga masalah sulit dapat diatasi.

"Saudara memiliki potensi, pengalaman saudara, pendidikan saudara, penugasan saudara, paper yang dipublikasikan, luar biasa, tapi itu semua tidak ada artinya tanpa yang ketiga itu, unity together we can, harus kita satukan potensi ini," tegas Presiden.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009