Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat pagi merosot tajam hingga mendekati angka batas psikologis Rp9.500 per dolar, karena pelaku pasar berlanjut melepas mata uang Indonesia, meski dolar di pasar regional melemah.

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar menjadi Rp9.480-Rp9.495 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.410-Rp9.425 atau turun 70 poin.

Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, mengatakan, aksi lepas rupiah yang berlanjut oleh pelaku pasar menunjukkan pelaku tidak mengindahkan adanya faktor positif dari eksternal seperti dolar di pasar regional yang melemah.

Selain itu , menguatnya bursa Wall Street di AS akibat membaiknya pendapatan korporasi juga belum memicu pelaku pasar mengalihkan kegiatannya dari melepas rupiah kemudian membelinya, katanya.

Pelaku pasar, menurut Rully Nova, saat ini sedang memperhatikan susunan kabinet Indonesia Bersatu (KIB) kedua yang telah diumumkan Presiden SBY dan rencana kerja yang akan direncanakan pada sidang kabinet hari Jumat.

"Kami optimistis rupiah akan kembali membaik, setelah tiga hari berturut-turut terkoreksi sehingga merosot mendekati angka Rp9.500 per dolar," ucapnya.

Rupiah, lanjut dia, masih punya peluang untuk kembali menguat, karena pelaku asing masih menunggu program kerja KIB kedua yang diperkirakan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi menyusul membaik pertumbuhan ekonomi global.

Jadi peluang rupiah untuk kembali di bawah angka Rp9.300 per dolar masih cukup besar, apalagi sejumlah investor dari Arab Saudi berminat masuk pasar domestik untuk bermain di pasar syariah, katanya.

Koreksi harga terhadap rupiah, menurut dia masih normal, apalagi posisinya masih di bawah angka Rp9.500 per dolar yang menunjukkan ekonomi makro Indonesia masih cukup baik.

Selain itu, selisih bunga rupiah terhadap dolar yang masih tinggi juga merupakan faktor yang mendorong pelaku asing tetap bermain di pasar Indonesia, ucapnya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009