Muzaffarabad, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Dewan legislatif di Kashmir yang dikuasai Pakistan memilih seorang pemimpin baru, Kamis, mengakhiri ketidakpastian politik sepekan di wilayah tersebut, kata sejumlah pejabat.
Duapuluh-sembilan dari 48 anggota parlemen memberikan suara yang mendukung Raja Farooq Haider, sementara saingannya, Sardar Yaqub Khan, memperoleh 19 suara, kata ketua parlemen Shah Ghulam Qadir.
Haider kemudian dilantik sebagai perdana menteri baru Kashmir Pakistan.
Ketidakpastian melanda Kashmir yang dikuasai Pakistan setelah partai Haider, Konferensi Muslim, menyatakan akan mengajukan mosi tidak percaya terhadap PM sebelumnya Sardar Yaqub Khan, pemimpin Partai Rakyat.
Khan mengundurkan diri sebelum pengajuan resolusi resmi itu dengan mengatakan, dewan di ibukota Kashmir Pakistan, Muzaffarabad, tidak mempercayainya lagi.
Kashmir, sebuah kawasan indah di pegunungan Himalaya, terbelah menjadi wilayah-wilayah yang dikuasai India dan Pakistan dan telah menjadi masalah yang mengganjal.
Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.
Lebih dari 47.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.
Pemberontak Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.
New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pemberontak Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.
Di Kashmir India, setelah masa relatif tenang selama beberapa bulan, akhir-akhir ini terjadi kenaikan dalam kekerasan separatis di Kashmir.
Sejumlah pejabat India mengatakan, kelompok-kelompok militan yang berpangkalan di Pakistan meningkatkan upaya mereka memasuki Kashmir India sebelum salju musim dingin menghalangi jalan di pegunungan Himalaya.
Serangan-serangan tahun lalu di Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan.
New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November tahun lalu yang menewaskan lebih dari 166 orang.
India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.
Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, jurubicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.
India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka.
Perdana Menteri India Manmohanh Singh mengatakan pada pertengahan Juli bahwa perundingan perdamaian dengan Pakistan akan tetap tertahan sampai negara itu menindak orang-orang yang bertanggung jawab atas serangan di Mumbai tahun lalu.
Pernyataan Singh itu tampaknya bertentangan dengan sebuah pernyataan bersama dengan PM Pakistan Yusuf Raza Gilani dimana kedua pemimpin tersebut mengatakan bahwa tindakan terhadap terorisme "tidak boleh dikaitkan" dengan proses dialog tersebut.
Dalam pernyataannya kepada media India, Singh mengatakan, "Harus ada upaya-upaya jujur serius untuk menjembatani kesenjangan yang memisahkan kedua negara itu."
Pada Agustus, Pakistan menjamin kepada India mengenai kerja sama penuh mereka dalam mencegah aksi teror baru setelah peringatan dari Singh bahwa militan di Pakistan sedang merencanakan serangan-serangan baru.
Perdana Menteri Pakistan itu juga berjanji melakukan segala sesuatu untuk membawa mereka yang bertanggung jawab atas serangan Mumbai ke pengadilan.
Pakistan telah menangkap lima orang yang dituduh terlibat dalam serangan itu, termasuk tersangka dalang Zakiduddin Lakhvi.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009