Adik kandungnya, Darmi Hartati, mengatakan, pria yang akrab dipanggil "Mas Kir" oleh adik-adiknya itu terbiasa hidup disiplin sejak kecil hasil didikan orang tua mereka, almarhum Djumadi Winarto Wirosunarto.
"Kebiasaan hidup disiplin yang dilakukan Mas Kir ditularkan kepada kelima adiknya," kata Darmi, anak kelima dari enam bersaudara hasil pasangan almarhum Djumadi Winarto Wirosunarto dan Sumirah.
Menurut Darmi, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan melalui siaran televisi sejumlah nama yang masuk dalam Kabinet Indonesia Bersatu II, termasuk nama Mas Kir, keluarganya di Boyolali berbangga.
"Saya merasa bangga Mas Kir masih dipercaya untuk membantu Bapak Presiden SBY dalam kabinetnya," katanya.
Darmi mengisahkan, menurut cerita almarhum orang tuanya, kakak sulungnya itu sejak kecil terkenal cerdas sehingga selalu mendapat ranking satu di sekolahnya.
"Pada usia lima tahun sudah bisa membaca dan menulis. Padahal, seusianya, teman-temannya banyak yang belum bisa," katanya.
Setelah Mas Kir masuk sekolah dasar di Pengging, gurunya sempat meminta langsung duduk dibangku kelas dua, namun orang tua melarangnya.
Begitu juga, sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I dan SMA Negeri I Boyolali, dia selalu mendapat rangking satu. Kemudian melanjutkan ke Jurusan Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada tahun 1969 dan pasca sarjananya di Land and Water Development, IHE-Delft, Belanda pada tahun 1977.
Selain itu, kata Darmi, Djoko biasa hidup sederhana dan hal itu dilakukan hingga sekarang serta ditularkan kepada adik-adiknya.
"Jangan dibiasakan kamu hidup malas. Kalau ingin menjadi orang sukses biasakan hidup disiplin dari masalah kecil pun," kata Darmi menirukan wejangan kakaknya.
Djoko Kirmanto adalah anak sulung dari enam saudara, Djoko haryono, Djoko Harjanto, Hendro Haryadi, Darmi hartati, dan Isti Harjanti.
Menurut Darmi, sejak menjadi Menteri PU di kabinet sebelumnya Djoko justru menjadi lebih sering pulang ke kampung di Jembungan, Boyolali. Padahal, sebelumnya dia jarang sekali pulang kampung.
"Setiap ada kunjungan kerja ke daerah Mas Kir sering menyempatkan diri pulang kampung. Dia sering ziarah ke makam orang tuanya TPU dekat desanya," katanya.
Daarmi lalu menyinggung makanan kesukaan Djoko, yaitu gudeg dan ayam goreng.
Rumah orang tua Djoko di Dukuh Bantulan, Jembungan, Boyolali, yang berhalaman luas sekarang kelihatan sepi dan hanya ditempati keluarga Darmi.
"Mas Kir kalau pulang sering di rumah ini," katanya. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009