Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, dia adalah nakhoda pemerintahan saat ini sehingga semua menteri harus loyal dan bertanggungjawab kepadanya.
"Saya mengingatkan pula kita menganut sistem kabinet presidensial. Presiden adalah nakhoda, loyalitas dan garis pertanggungjawaban saudara adalah ke presiden, bukan ke pimpinan-pimpinan parpol dalam hubungan tugas pemerintahan. Saya harap camkan benar," kata Presiden dalam pidatonya usai melantik menteri anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II di Istana Negara, Jakarta, Kamis.
Presiden juga mengingatkan 34 menteri dan 2 pejabat negara baru itu bahwa mereka telah berada dalam jajaran kabinet dan pemerintahan.
"Dari manapun saudara berasal, termasuk parpol manapun saudara berasal, saya berharap letakkan kepentingan pemerintah bangsa dan negara di atas kepentingan parpol, kelompok dan golongan. Jangan dibalik. Rakyat secara tegas akan mengawasi komitmen ini," katanya.
Presiden meminta semua anggota kabinet untuk mengabdikan pikiran, waktu dan tenaganya buat kepentingan rakyat.
"Anda adalah putra-putri bangsa yang terpilih, setelah uji seleksi yang kredibel dan transparan saya nilai cakap untuk masuk dalam kabinet ini. Tunjukkan dan buktikan dalam tugas nanti," katanya.
Menurut Presiden, para menteri yang sudah menandatangani pakta integritas atau kode etik yang akan dijalankan, serta kontrak kinerja mengenai sasaran dan tujuan apa yang hendak dicapai.
"Setiap tahun saya akan evaluasi. Lima tahun mendatang tidaklah ringan, gejolak minyak dan persoalan dalam negeri yang kompleks. Jadi siapkan pikiran dan fisik untuk berpikir cerdas dan bekerja keras yang semuanya untuk kepentingan rakyat," katanya.
Dalam kesempatan itu, Presiden bersama Ani Yudhoyono didampingi Wapres Boediono bersama Herawati Boediono.
Sejumlah Pimpinan Lembaga Negara hadir dalam acara itu seperti Ketua MPR RI Taufiq Kiemas, Ketua DPR RI Marzuki Alie serta sejumlah mantan menteri KIB I.
Puluhan anggota keluarga para menteri yang dilantik ikut memenuhi ruang tengah Istana Negara ini. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009