New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak mentah melonjak Rabu waktu setempat ke tertinggi satu tahun 82 dolar di tengah jatuhnya persediaan bensin dan melemahnya greenback (dolar AS).
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Desember, naik 2,25 dolar berakhir pada 81,37 dolar setelah mencapai 82,00 dolar, harga yang terakhir terlihat pada Oktober 2008.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember naik 2,45 dolar menjadi 79,69 dolar per barel.
Selain dolar yang lemah, pasar berbalik bullish (bergairah)setelah Departmen Energi (DoE) melaporkan persediaan mingguan yang mengatakan cadangan bensin Amerika merosot 2,3 juta barel dalam pekan hingga 16 Oktober.
Itu sudah lebih dari 800.000 barel penurunan yang diperkirakan banyak analis.
Untuk bensin, itu adalah "penarikan yang lebih besar dari yang diperkirakan karena impor dan produksi tetap sangat rendah," analis di Morgan Stanley mengatakan dalam sebuah laporannya.
"Permintaan untuk minyak meningkat menuju bullish, tetapi permintaan distilasi mungkin lebih baik daripada yang terlihat dengan ekspor dilebih-lebihkan," kata mereka.
Andy Lipow dari Lipow Oil Associates mengatakan bahwa dolar yang merosot terhadap euro, memungkinkan mata uang tunggal ke atas 1,5000 dolar -- sebuah tingkat terakhir terlihat pada 11 Agustus 2008 -- "mempercepat beberapa pembelian di pasar komoditas, bukan hanya di minyak."
Jatuhnya greenback membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang kuat, dan karena itu cenderung untuk merangsang permintaan dan mendorong harga minyak mentah naik.
Torbjorn Kjus, analis di DnB NOR Markets, menggambarkan penurunan tajam stok bensin sebagai "bullish" -- menunjukkan bahwa kemungkinan untuk mendorong harga minyak lebih tinggi.
Laporan mingguan DoE adalah fokus utama bagi pasar karena Amerika Serikat adalah negara konsumen energi terbesar dunia, diikuti oleh nomor dua China.
Dolar yang lemah dan suasana hati mengenai pemulihan ekonomi global mendorong peningkatanharga minyak mentah baru-baru ini, menurut pengamat industri minyak.
Harga minyak berakhir di wilayah negatif pada Selasa setelah data permulaan dari sektor properti AS yang kesulitan menunjukkan kecenderungan turun.
Sementara itu OPEC siap untuk menginvestasikan dana untuk membantu produksi minyak di tengah pemulihan permintaan energi dan meningkatnya harga minyak mentah, kepala kartel Abdalla Salem El-Badri mengatakan pada Selasa.
El-Badri, berbicara pada konferensi energi di London, juga berpendapat bahwa minyak 60-70 dolar tidak akan cukup untuk memungkinkan tingkat investasi yang memadai oleh OPEC, yang memompakan 40 persen dari minyak dunia.
Harga minyak jatuh dari tertinggi bersejarah lebih dari 147 dolar pada Juli 2008 menjadi sekitar 32 dolar pada Desember karena resesi global tetapi bangkit sejak ada harapan pemulihan. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009