Kota Gwangju segera memperbaiki pedoman jaga jarak sosialnya ke tahap kedua, membatasi kumpul-kumpul di ruangan tertutup kurang dari 50 dan luar ruangan kurang dari 100

Seoul (ANTARA) - Korea Selatan melaporkan 63 kasus baru virus corona pada Kamis, sebagian besar lewat infeksi domestik di luar Seoul, yang memicu kembalinya langkah jaga jarak sosial yang lebih ketat di satu kota saat momok gelombang kedua penyakit itu mencemaskan pihak-pihak berwenang.

Korsel disanjung karena menahan persebaran COVID-19 pertamanya tapi negara dengan perekonomian terbesar keempat di Asia itu mengalami persebaran corona terus-menerus dalam pekan-pekan terakhir, sebagian besar di ibu kota.

Untuk pertama kalinya dalam hampir dua bulan, kasus baru harian dari kota-kota lain melampaui kasus dari wilayah Seoul. kota barat daya Gwangju mencatat lebih dari 50 kasus beberapa hari terakhir, mendorong penangguhan operasi fasilitas publik seperti perpustakaan umum dan museum.

"Kota Gwangju segera memperbaiki pedoman jaga jarak sosialnya ke tahap kedua, membatasi kumpul-kumpul di ruangan tertutup kurang dari 50 dan luar ruangan kurang dari 100," kata Perdana Menteri Chung Sye-kyun dalam satu pertemuan pada Jumat.

Otoritas kesehatan baru-baru ini mengelompokkan aturan jaga jarak dalam tiga tahap - tahap 1 yang paling longgar dan tahap 3 paling ketat, di mana sekolah-sekolah dan bisnis diharuskan tutup.

Lonjakan terbaru itu memprihatinkan saat klaster-klaster baru muncul dalam rentang wilayah yang luas, yang mempersulit bagi survei penyakit menular. Namun dengan jumlah kasus yang masih bisa ditangani, sejumlah pemerintahan setempat masing-masing akan memutuskan apakah akan memperbaiki pedoman mereka, kata Wakil Menteri Kesehatan Kim Gang-lip dalam satu pengarahan.

Sampai tengah malam Kamis kasus baru yang dialami Korsel sebanyak 12.967 dengan 282 kematian.

Reuters

Baca juga: Masih ada COVID-19, Korsel seru warga pertimbangkan libur musim panas

Baca juga: Korsel perpanjang masa pedoman sanitasi, pencegahan virus

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020