Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pembantu rumah tangga (PRT) asal Indonesia, Munti binti Bani, asal Jember, yang disiksa majikan Malaysia etnis India, terpaksa masuk ruang gawat darurat (ICU) rumah sakit Tengku Ampuan Rahimah (TAR), Klang, Selangor, akibat luka-luka yang diderita sangat parah.
"Kami telah mengirim staf KBRI ke rumah itu. Berdasarkan laporan Dr Chang Kok Chun, korban menderita muka dan tangan lebam hitam, tulang pergelangan tangan dan beberapa ruas tulang rusuk dan tulang punggung retak sehingga korban tidak dapat bergerak dan kini dirawat di ruang ICU," kata Amiruddin Pandjaitan, Minister Counsellor Konsuler, KBRI di Kuala Lumpur, Rabu.
Hingga kini ada seorang staf KBRI yang terus memonitor perkembangan Munti. "Kami belum dapat mewawancarai korban termasuk menemui polisi yang telah menahan majikan wanita. Jadi belum tahu status Munti, apakah pekerja legal atau ilegal," kata Amirudin, kepala Satgas perlindungan dan pelayanan WNI.
"Kami juga belum bisa mendapatkan alamat keluarganya di Jember karena korban masih sulit diajak bicara normal," katanya.
Namun menurut keterangan para saksi, majikan yang menyiksa Munti diduga merupakan warga Malaysia etnis India.
Pembantu Indonesia kembali mengalami penyiksaan dari majikan Malaysia karena kepalanya dibotaki, dipukuli dengan besi, dan disuruh tidur di WC hingga akhirnya diselamatkan polisi Malaysia.
Polisi Malaysia melakukan serbuan ke sebuah rumah di kawasan Taman Sentosa, Klang Selangor, Selasa sore, dan menyelamatkan Munti binti Bani, 36 tahun, yang disiksa kedua majikannya.
Ketika diselamatkan, warga Indonesia ditemukan dalam keadaan tangan dan kakinya terikat dan tidak sadarkan diri dengan luka-luka parah di bagian badannya, demikian media massa Malaysia melaporkan, Rabu.
Cedera yang dialami Mantik Hani parah karana terdapat luka hampir lima cm sehingga terlihat tulang pada kakinya diduga dipukul dengan batang besi.
Seorang pengacara India Gerald Lazarus mengatakan, dia menerima informasi adanya penyiksaan itu dari seorang wanita yang menelponnya. Informasi, ada seorang wanita yang tidak sadarkan diri dalam WC.
Ketika tiba di lokasi, dia tidak berani masuk karena ada seorang laki-laki berdiri di pintu luar. Gerald mengaku kemudian segera melaporkan kejadian ini ke kantor polisi Sentosa, ujar Gerald di rumah sakit Tengku Ampuan Rahimah.
Setelah menerima laporan Gerald, lima orang polisi langsung ke lokasi dan menemui korban dalam keadaan tidak sadar di sebuah WC rumah majikannya. Pembantu Indonesia itu kemudian dilarikan ke rumah sakit Tengku Ampuan Rahimah.
Kepala polisi Klang Mat Yusop mengatakan, pihaknya sudah menahan majikan perempuan, dan optimistis dapat menangkap majikan laki-laki. Terdakwa langsung dibawa ke pengadilan untuk mendapatkan izin penahanan guna interogasi.
Sebelumnya, dua pembantu Indonesia mengalami penyiksaan parah di Malaysia yakni Siti Hajar dan Modesta. Akibat kasus itu, Indonesia menghentikan sementara pengiriman pembantu ke Malaysia sejak 26 Juni 2009 hingga kini.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009