Saya harap bank-bank bersaing dengan sehat tapi dengan segmen pasar yang jelas
Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta perusahaan negara bidang perbankan untuk fokus menggarap pasarnya masing-masing.
"Soal bank kan sebelumnya ada pemikiran holdingisasi, tapi saya berpikir berbeda. Saya harap bank-bank bersaing dengan sehat tapi dengan segmen pasar yang jelas," ujar Menteri Erick dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis malam.
Ia mencontohkan Bank Tabungan Negara (BTN) menjadi bank yang fokus pada perumahan. BTN dapat berkolaborasi dengan BUMN perumahan hingga transportasi yang selanjutnya membentuk konsep transit oriented development (TOD).
Sementara Bank Rakyat Indonesia (BRI), lanjut dia, perseroan bisa fokus untuk mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dan Bank Mandiri fokus terhadap korporasi.
"Untuk BNI saya challenge, saya harap BNI menjadi source of international funding. Mohon maaf ini baru permikiran, saya tawarkan ke para direksi BNI, kalau BNI terus bersaing sama Bank Mandiri dan lain-lain apa bedanya? Saya harap BNI menjadi international banking kita," ucapnya.
Erick mengatakan BNI dapat mendukung pengusaha lokal yang ingin ekspansi ke luar negeri.
"Banyak pengusaha Indonesia yang berupaya global. Ini yang kita harapkan, ada bank yang mendukung itu," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Erick juga mengatakan pihaknya sedang mengkaji untuk menggabungkan perbankan syariah agar lebih besar dan kuat sehingga menjadi alternatif pembiayaan.
"Kita coba sedang kaji bank-bank syariah, jadi semua kita coba merger. Insya Allah Februari tahun depan jadi satu," ujar Menteri Erick.
Menurut dia, Indonesia memiliki pangsa pasar keuangan syariah yang besar mengingat Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.
"Kenapa saya menginginkan merger syariah? Karena Indonesia yang penduduk muslim terbesar tidak punya fasilitas itu. Nah kalau syariah di merger, bisa menjadi top bank yang menjadi alternatif pilihan," katanya.
Baca juga: Wamen sarankan bank BUMN kaji kembali kantor cabang di era New Normal
Baca juga: Dahlan Iskan: Bank BUMN miliki peran besar selamatkan perekonomian
Baca juga: Restrukturisasi kredit, bank BUMN butuh likuiditas Rp156,1 triliun
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020