Jakarta (ANTARA) - Atletik Dunia atau World Athletics memutuskan untuk menunda segala proses yang memungkinkan atlet Rusia untuk bisa berkompetisi di kejuaraan internasional setelah Federasi Atletik Rusia (RUSAF) telat membayar denda terkait kasus pelanggaran aturan antidoping.

RUSAF diberi tenggat waktu hingga 1 Juli untuk membayar denda 5 juta dolar AS dengan tambahan biaya 1,31 juta dolar AS akibat tuduhan pelanggaran antidoping yang dilakukan atlet lompat tinggi Rusia Danil Lysenko.

Pada Rabu (1/7), Presiden RUSAF Yevgeny Yurchenko mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai dana yang cukup untuk membayar denda saat mereka juga tengah bergelut dengan situasi pandemi saat ini.

Baca juga: Badan etik menyarankan Rusia didepak dari Dewan Atletik Dunia
Baca juga: WADA ambil lebih dari 2.000 sampel yang tercemar dari lab di Moskow

"Kami sadar ini merupakan masa sulit, tapi kami sangat kecewa karena kurangnya upaya yang dilakukan RusAF dalam memenuhi syarat yang sudah ditetapkan sejak Maret," kata Presiden World Athletics Sebastian Coe sebagaimana dikutip AFP, Kamis.

Pada November 2019, Atletik Dunia juga telah menghentikan proses perizinan bagi 10 atlet Rusia yang akan tampil di Olimpiade Tokyo dengan bayaran denda.

Berbagai usaha dilakukan agar bisa tampil di berbagai kejuaraan dunia. Selain mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), beberapa atlet Rusia seperti Maria Lasitskene, Sergey Shubenkov dan Anzhelika Sidorova telah menemui Presiden Vladimir Putin membahas situasi sulit mereka.

Mereka juga memintanya untuk segera bertindak sehingga mereka bisa tampil di Olimpiade Tokyo tahun depan.

RUSAF telah dihentikan sementara oleh Wolrd Athletics sejak 2015 karena terbukti telah melakukan praktik doping yang tersebar luas dan didukung pemerintah.

Baca juga: Atletik Dunia keluarkan pedoman kesehatan baru selama pandemi
Baca juga: Kejuaraan dunia atletik mundur ke Juli 2022 agar tak bentrok Olimpiade

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020