Banyuwangi (ANTARA) - Sukarelawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, ditunjuk PMI Pusat untuk memproduksi ratusan ribu alat pelindung diri (APD) berupa masker kain.
"Masker yang diproduksi sukarelawan Sibat tersebut untuk memenuhi persediaan masker yang nantinya digunakan oleh relawan yang bertugas di lapangan serta disalurkan kepada masyarakat," kata Humas PMI Kabupaten Banyuwangi Ismiyati melalui sambungan telepon di Banyuwangi, Kamis.
Menurutnya, ditunjuknya sukarelawan yang menjadi binaan PMI Kabupaten Banyuwangi ini sebagai produsen masker menjadi suatu kebanggaan karena produk daerah itu dilirik PMI Pusat, selain sudah tentu memenuhi standar, kelebihan lainnya nyaman dipakai dan tidak mudah rusak.
Kegiatan ini juga merupakan program pemberdayaan sukarelawan Sibat yang memiliki keterampilan menjahit untuk memproduksi APD, apalagi saat ini kebutuhan masker sangat tinggi akibat pandemi COVID-19.
Selain itu, di tengah pandemi mereka tetap bisa mengembangkan kreativitasnya dan menambah pendapatan ekonomi keluarga sambil ikut beramal, karena masker ini akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat bersama paket perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bantuan dari PMI Pusat.
"Awalnya tim Sibat yang memproduksi masker hanya berasal dari dua kelurahan dengan jumlah personel 12 orang, tapi sekarang sudah ada enam tim kelurahan/desa yang ikut terlibat dalam program tersebut sehingga totalnya menjadi 35 orang," ujarnya.
Ismiyati mengatakan mereka yang dilibatkan untuk memproduksi masker ini telah dilatih keterampilan menjahit, bahkan bulan lalu berhasil memproduksi 4.000 masker kain atas dukungan Palang Merah Amerika (Amcross) dan USAID.
Ribuan masker itu pun langsung disalurkan kepada masyarakat melalui kegiatan promosi kesehatan ke berbagai desa, pasar, sekolah, penyandang disabilitas dan pondok pesantren. Dalam memproduksi pelindung wajah ini, pihaknya selalu menjaga kebersihan.
Setelah selesai diproduksi masker ini tidak langsung didistribusikan kepada masyarakat, tetapi terlebih dahulu dicuci, dikeringkan kemudian disetrika dan dikemas dalam plastik, sehingga setelah dibagikan bisa langsung dipakai oleh penerima manfaat. Kain yang digunakan pun dipilih dari kain katun yang tidak kaku, tapi seratnya padat dan bentuknya dua lapis.
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020