Tidak bisa dipungkiri apa yang terjadi di negeri ini dan seluruh dunia selalu berkembang dengan kemodernan

Jakarta (ANTARA) - Lembaga pemberdayaan kaum miskin dan ekonomi lemah atau duafa, Dompet Dhuafa (DD) memasuki usia 27 tahun dan siap bertranformasi dengan teknologi digital sebagai upaya memudahkan masyarakat dalam menyalurkan donasi serta meningkatkan akuntabilitas.

Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika (DDR) Nasyith Majidi di Jakarta, Kamis menyatakan saat ini transaksi donasi hampir semua menggunakan basis kanal digital agar memudahkan masyarakat berdonasi meskipun di tengah pandemi COVID-19, jika tidak memanfaatkan teknologi maka akan ketinggalan.

"Tidak bisa dipungkiri apa yang terjadi di negeri ini dan seluruh dunia selalu berkembang dengan kemodernan. Baik dengan teknologinya maupun manajemennya. Sehingga dengan perkembangan zaman, Dompet Dhuafa dapat menggunakan dengan sebaik-baiknya," ujarnya melalui keterangan tertulis.

Baca juga: Dompet Dhuafa galang dana, bantu mahasiswa belajar saat pandemi

Untuk itu, lanjutnya, seiring perjalanan 27 tahun, DD bertansformasi dengan perkembangan digital mulai dari seluruh e-commerce, aplikasi Mumu, Barzah dengan mitra se-Jabodetabek, mobile banking, transfer bank, cash, dompet elektronik, QRIS, WhatsApp Pay maupun aplikasi berbasis virtual account.

"Hal ini sebagai komitmen DD untuk memudahkan pelayanan masyarakat dan juga meningkatkan akuntabilitas lembaga," ujar Nasyith.

Terkait upaya pemberdayaan masyarakat selama pandemi COVID-19, dia membeberkan sejumlah kegiatan yang telah dilakukan seperti mendistribusikan paket bahan pokok di berbagai wilayah termasuk di Jabodetabek.

Bersama para mitra, tambahnya, pihaknya menyalurkan 36.000 paket sembako bagi masyarakat yang terdampak secara ekonomi di tengah pandemi COVID-19.

Selain itu, DD memprakarsai ketahanan pangan keluarga, melalui langkah konkret menanam sayur-mayur hingga budi daya ikan dalam ember (budikdamber) di halaman rumah, sebagai upaya membentuk ketahanan pangan di lingkup keluarga.

"Ide tersebut muncul karena di tengah COVID-19 terjadi keterbatasan pangan dan gerak lingkup masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan," ujarnya.

Program yang mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan atau ruang terbuka yang kurang terkelola di sekitar rumah dan disulap menjadi kebun pangan untuk memenuhi kebutuhan dasar serat dan protein tersebut sudah bergulir di 12 provinsi.

Baca juga: Dompet Dhuafa siap salurkan daging kurban selama COVID-19
Baca juga: Mudahkan berdonasi, Dompet Dhuafa luncurkan Chat Pay

Pewarta: Subagyo
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020