Bogor (ANTARA News) - Ahli masalah kepelabuhan dari "Bremenports" Jerman Capt. Karsten Bruening mengharapkan program pelatihan manajemen pelabuhan kerja sama antara Jerman dan Indonesia dapat menghasilkan sumberdaya manusia (SDM) handal di Indonesia untuk bidang kepelabuhan.
Koordinator Program Pelatihan Kepelabuhan kerja sama Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan "Bremenports" dan "InWent Capacity Building International", Jerman, Dr Ir Ruddy Suwandi, M.Phil, Senin menjelaskan, para pelatih dari Jerman secara umum mengungkapkan harapan tersebut.
"Tenaga-tenaga handal dalam bidang kepelabuhan amat dibutuhkan dalam rangka menghadapi arus barang antarnegara yang cukup padat melalui laut, sehingga devisa yang selama ini lepas ke negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia bisa kita raih untuk meningkatkan kemakmuran bangsa Indonesia," katanya.
Program pelatihan dengan tema "Enhancing Planning and Management Competences for Port Development in Decentralised Administration Units" untuk modul 3 (Modul 3 Batch 3 Phase 1), saat ini tengah berlangsung di Bogor. Kegiatan itu, dibuka pada 12 Oktober dan akan berakhir pada 23 Oktober 2009.
Selain mendatangkan pelatih ahli dari Jerman, kegiatan juga menghadirkan beberapa ahli pelabuhan dari Indonesia.
Ia menjelaskan, program kerja sama itu telah berlangsung sejak tahun 2008, dan hingga kini telah menghasilkan ratusan alumni dari seluruh Indonesia dan Timor Leste.
"Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan pelabuhan di Indonesia melalui penyelenggaraan pelatihan maupun lokakarya," katanya.
Menurut dia, target peserta yang ingin diraih adalah para "stakeholder" dalam bidang pelabuhan yang meliputi unsur pemerintah pusat dan daerah, perusahaan swasta lokal dan nasional, lembaga pendidikan tinggi, pers serta asosiasi/organisasi yang berkaitan langsung dengan pelabuhan.
Mengingat terdapat hirarki dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan pengelolaan pelabuhan, kata dia, maka kegiatan tersebut dirancang menjadi tiga bagian yang disebut sebagai modul.
Modul 1 adalah kegiatan berupa seri lokakarya yang dilakukan dua kali dalam setahun dengan target peserta para "top management/executive level".
Untuk modul 2, berupa pelatihan internasional bagi para staf yang termasuk dalam "middle management" dan memenuhi kriteria yang ditentukan panitia, khususnya kemampuan berbahasa Inggris.
Sedangkan modul 3 adalah pelatihan yang ditujukan bagi para staf operasional/teknis yang secara langsung menangani permasalahan pelabuhan.
Pada pelatihan "Modul 3 Bacth 3" kali ini, kata Ruddy Suwandi, peserta berasal dari seluruh Indonesia dan Timor Leste, dengan rincian 20 peserta dari Indonesia dan tiga dari Timor Leste.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009