Teheran (ANTARA News/AFP) - Jaksa tertinggi pada Selasa menyatakan tiga orang Iran ditangkap pada ahir pekan lalu atas serangan bom maut pada pasukan khusus Pengawal Revolusi.

Mohammad Marziah, jaksa Zahedan, ibukota propinsi Sistan-Baluchestan, Iran tenggara, tempat serangan itu terjadi pada Minggu, menyatakan yang berwenang belum menangkap seorang "teman" pembom jibaku tersebut.

"Karena alasan keamanan, saya tidak merinci nama mereka, tapi teroris itu orang Iran, namun yang menemani pembom jibaku tersebut belum tertangkap," kata Marziah seperti dikutip kantor berita Fars.

Ia menyatakan ketiga orang itu ditangkap di kota di propinsi tersebut dan pemeriksaan lebih lanjut dilakukan terhadap pemboman jibaku itu.

Sekitar 49 orang --termasuk dua perwira utama Pengawal Revolusioner, tetua suku dan penduduk setempat-- tewas dan 28 lain cedera dalam serangan paling keras terhadap Pengawal Revolusioner dalam beberapa tahun belakangan.

Pengawal Revolusioner adalah pasukan khusus, yang dianggap paling setia pada nilai revolusi Islam tahun 1979 dan pemimpin kerohanian Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Pasukan itu menangani keamanan di daerah rawan perbatasan dan sumberdaya serta kekuasaannya meningkat dalam beberapa tahun belakangan.

Jundullah, yang mengaku bertanggungjawab atas serangan bom terhadap masjid Syiah pada Mei, yang menewaskan 25 orang, menyatakan bertanggungjawab atas serangan itu serta mendaku berjuang bagi hak suku kecil Sunni Republik Islam itu.

Pemboman dan tuduhan mengenai keterlibatan asing tersebut diduga dapat menimbulkan kekeruhan dalam pembicaraan nuklir di Wina di antara pejabat Iran, Amerika Serikat, Prancis dan Rusia.

Pemimpin Pengawal Revolusioner pada Senin menyatakan Teheran akan meminta Pakistan menyerahkan pemimpin pemberontak Abdolmalek Rigi, yang dituduh mengotaki serangan bom itu.

Jenderal Mohammad Ali Jafari menyatakan perutusan Iran akan ke Pakistan dan menyampaikan bukti agar mereka tahu bahwa Pakistan mendukung kelompok pimpinan Rigi itu.

"Perutusan itu akan meminta dia diserahkan," kata Jafari seperti dikutip kantor berita ISNA.

Jafari juga menuduh Rigi mendapat perintah dari badan sandi Inggris, Pakistan dan Amerika Serikat.

"Kelompok Rigi memiliki hubungan langsung dengan badan sandi Amerika Serikat dan Inggris serta dengan badan sandi Pakistan," kata Jafari.

"Ia didukung mereka dan tanpa diragukan bertindak atas perintah dan rencana mereka," katanya.

Jaksa wilayah di propinsi itu menyatakan Rigi menerima tanggungjawab melaksanakan serangan itu.

Rigi memimpin kelompok pemberontak Sunni Jundullah (Tentara Tuhan), yang dituduh pejabat Iran melancarkan sejumlah serangan di Sistan Baluchistan.

Propinsi itu, yang berpenduduk sebagian besar warga Baluchistan, yang menganut faham Sunni, adalah daerah rawan pemberontakan Sunni terhadap pemerintah Syiah di Iran.

Inggris menolak "dengan derajat tertinggi" tuduhan membantu pemberontak di balik serangan bom itu, kata wanita jurubicara kementerian luar negeri di London pada Senin.

Sebelumnya, Pakistan mengecam serangan bom jibaku di Iran dan membantah tuduhan Presiden Iran bahwa "sejumlah anggota keamanan" di Pakistan bekerja sama dengan pembom.

Amerika Serikat pada Minggu mengutuk pemboman jibaku, yang membunuh enam panglima utama Pengawal Revolusioner Iran, dan menolak kaitan apa pun mengenai kejadian itu.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009