Kuala Lumpur (ANTARA News) - Indonesia dan Malaysia akhirnya saling bermaaf-maafan setelah kedua pejabat pemerintahan menandatangani kartu Idul Fitri bersama sebagai simbolik.
Sekjen Departemen Pariwisata dan Kebudayaan Indonesia Kementerian Penerangan, Widyatmo, dan Sekjen Kementerian Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia Kamarudin Siaraf menandatangani kartu Idul Fitri di gedung Saloma, Kuala Lumpur, Senin.
Kedua pejabat itu menandatangani kartu Idul Fitri untuk saling memaafkan pada acara Salam Harmoni Idul Fitri Indonesia-Malaysia di bulan Syawal 1430 Hijriyah.
"Saya pikir belum terlambat untuk saling bermaaf-maafan di antara rakyat Indonesia dan Malaysia karena ini masih bulan Syawal," kata Widyatmo.
Selain saling bermaaf-maafan, Indonesia juga memanfaatkan acara Salam Harmoni Idul Fitri sekaligus promosi wisata Indonesia ke Malaysia, apalagi Garuda Indonesia mulai 2 November 2009 ini akan menambah jadwal penerbangannya dari satu kali per hari atau tujuh kali per minggu menjadi dua kali per hari atau 14 kali per minggu.
Indonesia dan Malaysia saling tergantung dengan kedatangan turis masing-masing. Tahun 2008, sekitar dua juta orang Indonesia menjadi turis ke Malaysia, sebaliknya turis Malaysia ke Indonesia mencapai 543.333 orang, atau naik 17 persen dibandingkan tahun 2007.
Namun tahun 2009 ini, pemerintah Indonesia menargetkan kedatangan turis Malaysia ke Indonesia sebanyak 930.000 orang. Hingga Agustus 2009, jumlah kunjungan turis Indonesia ke Malaysia sudah mencapai 504.449 orang atau naik 9,6 persen dibandingkan tahun 2008.
"Untuk itu Garuda akan mendukung dengan cara memberikan tarif murah ke Jakarta dimana tarif Jakarta-Kuala Lumpur hanya 111 ringgit atau sekitar Rp300.000 (pp)," kata manajer Garuda untuk Kuala Lumpur, Joseph Tendean.
Namun diakuinya akibat ketegangan antara Indonesia dan Malaysia akibat pemberitaan media massa belakangan ini, terjadi sedikit penurunan turis Malaysia ke Indonesia. "Menurut beberapa biro perjalanan memang ada yang membatalkan kunjungan turis Malaysia ke Indonesia," katanya.
Begitu juga sebaliknya, turis Indonesia yang datang ke Malaysia juga sedikit mengalami penurunan, namun diduga akibat terjadinya krisis ekonomi atau memasuki bulan puasa pada Agustus dan September tahun ini. "Kita lihat nanti apakah kunjungan turis ke dua negara terpengaruh akibat pemberitaan," kata Sekjen Widyatmo.
Selain saling bermaafan, kedua negara pun menampilkan tarian masing-masing negara untuk diperlihatkan kepada para undangan yang merupakan perwakilan dari mancanegara. Indonesia menampilkan tari "Merak" dan Malaysia menampilkan tari "Selamat Datang" dengan penari menggunakan pakaian tradisional melayu, India, China, dan Dayak. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009