Beijing, (ANTARA News) - Pembajak kapal China bermuatan batu bara yang sedang berlayar di Lautan Hindia menunjukkan bahwa perompak Somalia memperluas operasi mereka dari Teluk Aden, kata para awak kapal China.
De Xin Hai, memuat sekitar 76.000 ton batu bara dari Afrika Selatan ke pelabuhan Mundra, di Gujarat, India, dan dibajak pada sekitar 700 mil laut di lepas pantai timur Somalia, Ahad, kata pasukan antiperompak Uni Eropa, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Kapal itu akan dibawa ke Haradheere, daerah pertahanan perompak, atau Hobyo, yang keduanya berada di tengah perairan Somalia di garis pantai Lautan Hindia, kata para perompak kepada Reuters.
"Ini menunjukkan bahwa perompak memperluas wilayah operasi mereka," kata seorang pejabat Perhimpunan Pemilik Kapal China di Beijing.
Ini adalah untuk pertama kalinya dilaporkan serangan terhadap sebuah kapal dagang China di Lautan Hindia, katanya.
"Lautan Hindia adalah sangat besar, dan juga sangat sulit untuk bertahan di sana. Sedangkan Teluk Aden lebih terbatas wilayahnya," katanya.
China mengirim tiga kapal ke perairan Somalia pada akhir tahun lalu, setelah satu kapal yang membawa minyak ke China diserang oleh bajak laut.
Namun kapal-kapal China sendiri, mendapat perlindungan utama di sekitar dan di Teluk Aden, yang tidak sebesar Lautan Hindia.
Kapal-kapal China berlayar melalui Teluk Aden dengan membentuk konvoi, yang dikawal oleh kapal perang dari Djibouti ke mulut Teluk, menurut laman jejering perhimpunan itu.
Konvoi kapal China berlayar setiap lima hari ke beberapa pelabuhan tujuan.
De Xin Hai, saat itu, berlayar sendirian di lepas pantai timur Afrika, ketika dia dibajak, dengan sekitar 25 awak kapal berkebangsaan China berada di dalamnya.
Pemilik kapal tersebut, Qingdao Ocean Shipping, satu unit China Ocean Shipping atau COSCO, minta bantuan Senin petang.
Kapal tersebut sedang berlayar di pantai timur Afrika, dan disarankan untuk bertahan pada sedikitnya berjarak 600 mil laut dari lepas pantai. Sedangkan De Xin Hai berada di atas kisaran itu.
"Somalia kini memusingkan bagi setiap orang. Jika anda berada terlalu jauh dari pantai, anda bisa tak cukup waktu dan itu berarti mengeluarkan uang tambahan," kata pengusaha kapal Hong Kong.
"Setiap kapten kapal pernah memutuskan bagaimana lepas pantai menjadi jalur mereka, berdasarkan pengalaman mereka."
Beberapa armada kapal penangkap ikan Prancis dan Spanyol di utara Seychelles, juga diserang dalam beberapa pekan belakangan ini, pada saat perompak beroperasi di Lautan Hindia.
Para kapten kapal biasanya mulai melakukan tindakan menghindar diri ketika mereka memergoki perompak.
Pengusaha kapal itu menambahkan, bahwa armada kapal perompak yang lebih kecil `tak mudah diawasi, terutama pada waktu malam.`
Kapal-kapal perang hanya bisa membantu jika mereka kurang dari 45 menit jaraknya dari tempat kejadian, kata dia menambahkan.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009