Kekompakan para pemimpin bangsa itu, menurut Presiden Yudhoyono, penting untuk menghadapi tantangan dunia yang kian berat serta demi kepentingan bangsa yang lebih besar.
"Dalam menghadapi berbagai tantangan dunia yang kian berat, para pemimpin bangsa apa pun warna politikya harus bisa terus menjaga kekompakan, mencari solusi bersama, dan sedia berkorban untuk kepentingan bangsa yang lebih besar," tuturnya.
Untuk melanjutkan pembangunan bangsa yang pasti penuh tantangan serta untuk melanjutkan reformasi gelombang kedua sepuluh tahun ke depan, Presiden mengajak semua komponen masyarakat untuk terus memupuk dan memperkokoh persatuan.
Ajakan tersebut disampaikan Presiden Yudhoyono dalam pidato pelantikannya sebagai presiden periode 2009-2014 ketika menyinggung tiga kunci sukses untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera, demokratis dan adil.
Salah satu kunci sukses itu, menurut dia, adalah terus menjaga persatuan dan kebersamaan dalam iklim demokrasi yang semakin sehat.
"Dalam demokrasi kita bisa berbeda pendapat, namun tidak berarti harus terpecah belah. Dalam demokrasi yang sehat, ada masanya kita berdebat, ada masanya kita merapatkan barisan," katanya.
Sedangkan dua kunci sukses yang lain, menurut Presiden, adalah pantang menyerah dan menjaga identitas bangsa.
"Ingat, segala keberhasilan monumental bangsa kita dari revolusi, pembangunan nasional, reformasi, penyelesaian berbagai konflik, termasuk penanganan tsunami, semuanya ini hanya bisa dicapai dengan keuletan dan semangat tak kenal menyerah," tuturnya.
Presiden kemudian menyebutkan satu slogan yang sudah sering ia dengungkan selama menjabat kepala negara pada periode 2004-2009, yaitu "Harus Bisa."
"Ke depan, dengan semangat Indonesia bisa kita akan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah krisis dunia," ujarnya.
Dengan semangat yang sama pula, lanjut Presiden, pemerintah lima tahun mendatang akan mewujudkan pemerintahan yang bersih, membasmi korupsi, serta mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Sedangkan untuk masalah menjaga identitas bangsa, Kepala Negara mengingatkan, budaya adalah kepribadian yang membuat Bangsa Indonesia khas, unggul, dan tidak mudah goyah.
"Ke-Indonesia-an kita tercermin dalam sikap pluralisme atau kebhinnekaan, kekeluargaan, kesantunan, toleransi, sikap moderat,keterbukaan, dan rasa kemanusiaan," katanya.
Identitas bangsa itulah, menurut Presiden, yang harus terus dijaga karena merupakan modal sosial dan potensi nasional yang paling berharga.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009