Peran Kementerian BUMN bergeser dari sekadar pemegang saham aktif menjadi arsitek strategis.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian BUMN akan membangun tujuh elemen besar arsitektur sumber daya manusia (SDM) atau human capital BUMN dalam rangka mempercepat transformasi BUMN-BUMN.
Deputi SDM dan Teknologi Informasi Kementerian BUMN Alex Denni dalam konferensi pers daring di Jakarta, Rabu, menyebutkan tujuh elemen besar yang akan dibangun arsitekturnya secara bersama-sama, mulai dari nilai inti atau core value, employee value proposition, citra pekerja (employer branding), manajemen talenta atau talent management, reward and performance, kemudian platform teknologinya, data dan analitik, serta pembelajaran atau learning.
Alex mengatakan bahwa tujuh elemen arsitektur human capital kalau didesain bersama-sama bisa mengakselerasi percepatan transformasi di BUMN-BUMN secara bersama-sama.
Baca juga: Kementerian harap talenta BUMN bisa kuasai beragam kluster
Menurut Deputi SDM dan Teknologi Informasi tersebut, pihak Kementerian BUMN menyadari terdapat disparitas sangat besar antar-BUMN, ada BUMN yang maju pesat namun di sisi lain ada juga BUMN yang tertinggal.
"Hanya dengan membuat arsitektur human capital yang sama, hal tersebut bisa diakselerasi. Itu harapan kami," katanya.
Lebih lanjut Alex Denni mengatakan bahwa peran Kementerian BUMN bergeser dari sekadar active shareholder menjadi strategic architect.
Dalam konteks strategic architect tentu diperlukan komunikasi, sosialisasi, edukasi, dan media yang membantu melaksanakan hal tersebut.
Mengenai media komunikasi, Deputi SDM dan Teknologi Informasi itu mengatakan bahwa pengelolaan komunikasi dengan baik maka tidak ada distorsi yang masuk di sela-selanya.
Baca juga: Kementerian BUMN: EMagazine Human Capital Insight jadi referensi utama
Baca juga: Erick Thohir ungkap makna dibalik perubahan logo kementerian BUMN
Sebelumnya, Deputi SDM Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Alex Denni mengimbau pengelola BUMN bisa memanfaatkan masa pandemi COVID-19 untuk memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi perusahaan.
Alex mengatakan bahwa beberapa kali semua pihak sudah mendengar bahwa COVID-19 hanyalah pemicu atau trigger untuk mengakselerasi transformasi.
Ia juga mendorong agar pembelajaran sebagai bagian dari pekerjaan, bagian dari rutinitas pekerjaan. Dengan demikian, pembelajaran bukan sekadar dijadwalkan, melainkan harusnya pembelajaran menjadi bagian dari keseharian.
Alex Denni menilai transisi menuju tatanan normal baru menuntut perusahaan-perusahaan negara atau BUMN untuk lebih kreatif dan inovatif.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020