Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu di Jakarta, Senin, mengatakan defisit yang dialami Amerika Serikat (AS) hingga 1,417 triliun dolar tidak mempengaruhi target pembiayaan anggaran pemerintah Indonesia.
"Pemerintah AS baru mengumumkan defisit pada Oktober tahun ini untuk 2009, jadi saya kira aman," ujarnya seusai rapat pimpinan di gedung Kementrian Koordinator Perekonomian.
Ia menambahkan walau kondisi masih aman, namun akan ada pengaruh dari sisi suplai obligasi walau tidak akan terlalu menimbulkan dampak yang signifikan.
"Jumlah Surat Utang Negara (SUN) yang kita terbitkan tidak sebesar dengan negara lain karena `size` dari pasar obligasi kita masih kecil jadi dampak kepada `crowding out` tidak terlalu signifikan," ujarnya.
Untuk 2010, Anggito menambahkan, dampak dari kondisi ini telah diperhitungkan karena kemungkinan perekonomian membaik disebabkan kemampuan dalam negeri dan kemampuan likuiditas pasar yang berpengaruh dalam penyerapan obligasi.
"Untuk 2010 akan diperhitungkan karena kalau perekonomian pulih tergantung dari kemampuan dalam negeri, kemampuan likuiditas yang ada di pasar bisa menyerap," ujarnya.
Pemerintah AS menutup tahun fiskal 2009 dengan catatan defisit anggaran 1,417 triliun dolar AS, sekitar 962 miliar dolar AS lebih tinggi dari tahun sebelumnya dan 10 persen lebih besar dari produk domestik bruto (PDB) yang tertinggi sejak 1945.
Menteri Keuangan AS Timothy Geithner dan Kepala Anggaran Gedung Putih Orszag Petrus dalam satu pernyataan bersama mengatakan defisit keuangan pada 2009 sebagian besar merupakan produk dari pengeluaran dan kebijakan pajak yang diwariskan pemerintahan sebelumnya.
"Kemudian diperburuk oleh resesi parah dan krisis keuangan ketika pemerintahan baru mulai menjabat," ujar mereka.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009