Jakarta (ANTARA News) - Menperin Fahmi Idris mengakui selama lima tahun terakhir pertumbuhan industri tidak menggembirakan atau di bawah target rata-rata pertumbuhan yang diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJM) 2004-2009.

"Pertumbuhan industri memang tidak menggembirakan," ujarnya pada malam perpisahan dirinya dengan karyawan Departemen Perindustrian (Depperin) di Jakarta, Senin malam.

Ia mengakui selama lima tahun tersebut laju pertumbuhan industri nasional di bawah target sekitar delapan persen per tahun. "Gimana yang menetapkan itu (pertumbuhan industri) delapan persen, sehingga kita selalu jauh dari angka itu," tanyanya.

Namun Fahmi menegaskan sampai saat ini industri nasional masih memberi kontribusi tertinggi pada Produk Domestik Bruto (PDB) kendati kontribusi yang tertinggi itu belum menjadikan Indonesia dikategorikan sebagai negara industri.

"Kita (Indonesia) baru bisa disebut negara industri, kalau kontribusi sektor industri terhadap PDB masuk ke angka 30 persen," kata Fahmi. Pada tahun 2008-2009 kontribusi sektor industri mencapai sekitar 27-28 persen.

Ia mengatakan Depperin telah menargetkan dalam lima tahun ke depan Indonesia bisa masuk kategori negara industri. "Departemen ini sudah membuat target itu," katanya.

Oleh karena itu, Fahmi berharap menteri perindustrian yang baru mampu mendorong terwujudnya target Indonesia menjadi negara industri pada lima tahun mendatang.

Ia menyebut Ketua Umum Kadin Indonesia MS Hidayat yang telah dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan duduk menggantikan posisinya sebagai menteri perindustrian.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009